News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub Jawa Tengah

Faktor Ganjar, Formulir PDI Perjuangan di Pilgub Jateng Laris Manis

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Daftar 21 nama yang ambil formulir Pilgub Jawa Tengah di kantor DPD PDIP Jateng

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Banyaknya kepala daerah tingkat kabupaten atau kota di Jawa Tengah muncul sebagai bakal calon gubernur maupun calon wakil gubernur disebabkan berbagai faktor.

Di antaranya, adalah meredupnya pamor atau popularitas calon gubernur incumbent atau petahana Ganjar Pranowo.

"Sehingga ini dimanfaatkan dan menjadi motivasi tersendiri bagi calon lain yang potensial, untuk muncul," kata pakar politik dari Universitas Jenderal Soedirman, Andi Said Ali Akbar, kepada Tribun Jateng.

Di samping itu, menurut dia, bisa jadi ini merupakan strategi partai berkuasa untuk 'mengawinkan' irisan kekuasaan di beberapa wilayah, dengan pusat kekuasaan yang selama ini tersentral di sekitar Semarang.

Baca: Akhirnya, Ganjar dan Wakilnya Ramaikan Bakal Calon Pilkada Jateng

Dengan banyaknya bakal calon yang muncul dari luar pusat kekuasaan Jateng, diharapkan akan mendulang dan memperkuat suara bagi partai berkuasa, siapa pun nanti calon yang akan muncul.

"Pada pemilihan gubernur lalu, tingkat partisipasi di wilayah selatan Jateng, tak begitu tinggi. Dengan banyaknya bakal calon dari wilayah selatan Jateng, diharapkan itu akan menarik partisipasi pemilih di sekitar wilayah tersebut," ujar Andi.

Ditambahkan, semakin banyaknya bakal calon yang muncul, itu semakin baik.

Menurut dia, ada keuntungan kompetitif, dengan munculnya kepala daerah tingkat dua menjadi bakal calon gubernur maupun wakil gubernur.

"Tentunya kepala daerah tingkat dua yang maju, akan menampilkan hasil kinerja dan inovasi-inovasi terbaik di level kabupaten/kota," ucap dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unsoed ini.

Ditandaskan, hasil kinerja dan inovasi terbaik di tingkat kota/kabupaten menjadi modal penting pada kandidat untuk berkontestasi.

Sementara, modal itu penting harus direproduksi mereka, berdasarkan basis kinerja nyata, bukan sekadar pencitraan.

"Dengan basis kinerja yang baik di daerah, maka kandidat akan semakin mudah untuk mengerek elektabilitasnya. Sehingga, tak ada alasan bagi mereka untuk meninggalkan fungsi dan tugas pokok mereka, yang saat ini masih menjabat sebagai bupati/wali kota," tandas dia.

Ditambahkan Ali, jika para kandidat tak punya basis kinerja yang baik di daerah yang dipimpin saat ini, maka itu akan menjadi bumerang.

"Yang akan pertama mengkritik keikutsertaan mereka dalam kontestasi pemilihan gubernur, adalah rakyat di wilayah yang mereka pimpin saat ini, jika para kandidat ini tak bisa menunjukkan hasil kinerja terbaik," imbuh dia.

Artinya, jika mereka terlihat lalai dalam mengemban tugasnya saat ini, justeru itu akan berpotensi menggerogoti suara dari masyarakatnya sendiri, yang meresa kecewa atas kepemimpinan mereka para kandidat. "Kepala daerah yang punya kinerja baik akan cepat populer, pun sebaliknya," tutur dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini