Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Welly Hadinata
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Tingkah laku bocah sembilan tahun ini tidak ada yang beda dengan bocah-bocah pada umumnya. Desen Pariansyah, bocah asal Desa Simpang Pancur Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan, mengalami hipospadia atau memiliki kelamin ganda.
Desen yang kini tercatat sebagai siswa kelas 3 SD, terlahir dari keluarga tidak mampu yang merupakan anak satu-satunya pasangan Herlidi (35) dan Buntalia (27).
Kedua orangtua Desen kesehariannya hanya sebagai buruh tani.
"Memang kami tahunya sejak Desen lahir, tapi selama kami hanya diam saja. Karena untuk berobat ke dokter butuh biaya, sedangkan saya hanya kerja upahan kebun (buruh tani) yang sehari-hari dapat Rp 30 ribu," ujar Herlidi, orangtua Desen ketika akan berobat ke RS Siloam setelah akhirnya mendapatkan rujukan dari Dinkes Sumsel, Kamis (10/8/2017).
Baca: Pelajar SMP di Kediri Berkelamin Ganda, Sekolah Pakai Jilbab, Tapi Pingin Jadi Laki-laki
Sejak lahir memiliki kelamin ganda, Herlidi mengatakan, Desen anaknya tidak begitu mengerti dengan apa yang dialaminya.
Posisi kelamin gandanya berdekatan, kelamin perempuan berada di bawah posisi kelamin laki-laki.
Kelamin laki-laki Desen sangat normal, karena bentuknya berkembang seiring pertumbuhannya.
Bahkan testisnya ada sama seperti pada umumnya, tapi memang tidak memiliki lobang.
Baca: Caleg DPR Bantu Balita Berkelamin Ganda
Sedangkan untuk kelamin perempuannya, bentuknya kecil dan hanya bisa untuk mengeluarkan air kencing.
"Kalau kencing, Desen selalu duduk. Air kencingnya keluar dari kelamin perempuan yang kecil. Untuk kelamin laki-lakinya, kalau setiap paginya normal hidup sama seperti alat kelamin laki-laki kalau setiap pagi hari," ujar Herlidi.