Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI - Camilan khas Solo, intip ternyata menjadi primadona buah tangan bagi masyarakat yang mengantar keluarganya masuk Asrama Haji Donohudan Solo.
Si bundar gurih manis tersebut bisa terjual hingga 1.000 bungkus per harinya.
"Kalau pas lagi rame, bisa sampai 1.000-an terjual," kata pemilik Toko oleh-oleh Netty di kawasan Asrama Haji Donohudan, Netty Karlina, Kamis (10/8/2017).
Ia mengakui intip menjadi buruan utama para pengantar haji.
"Yang banyak cari itu dari kawasan Pantura, Semarang, Tegal, Pekalongan," katanya.
"Yang terlihat banyak beli dari keluarga kloter Pantura," jelasnya.
Baca: Ketika Agus Yudhoyono Minta Restu Jokowi, Gibran pun Ikut Bergabung
Menurutnya, pengantar dari daerah lain juga banyak yang membeli intip, walaupun tidak sebanyak pengantar dari daerah Pantura.
Netty mengaku hanya berjualan di Asrama Haji Donohudan ketika musim haji saja.
"Kalau hari biasa jualan di parkiran PGS Solo," katanya.
Netty yang sudah 20 tahun lebih berjualan di Asrama Haji Donohudan ketika musim haji ini mengaku penjualan agak menurun karena semakin banyak penjual intip yang bermunculan.
"Tapi musim ini masih bisa jual 1.000an bungkus," katanya.
Namun Netty enggan membeberkan omzet yang ia dapat dalam satu musim haji.
"Alhamdulillah aja mas, lumayan pokoknya," ujarnya sembari tersenyum.
Terpisah, pemilik kios Maharani, Marsugiraharjo mengatakan dalam satu musim haji, ia bisa menjual hingga 10.000 bungkus.
"Itu dari dua kios kami, kios pertama sekitar 6.000 sampai 7.000, dan kios kedua 3.000 sampai 4.000," jelasnya.
"Tahun ini memang tambah banyak saingan, tapi ya semoga bisa sama kayak tahun lalu," ujarnya.
Menurutnya, selain pengantar dari kawasan Pantura, keluarga pengantar dari daerah Wonosobo juga banyak memburu intip untuk oleh-oleh.
Pantauan TribunSolo.com, harga intip di kawasan Asrama Haji Donohudan ditawarkan di rentang harga Rp 7.500 hingga Rp 8.000 tergantung jumlah pembelian.