TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Kepala Penerangan Kodam Bukit Barisan Kolonel Edi Hartono buka-bukaan soal sosok Wira Sinaga, anggota Komando Resor Militer Pekanbaru yang membentak dan memukul anggota satuan lalu lintas.
Menurut Edi, Wira bertindak seperti itu karena mengalami gangguan kejiwaan. Wira pernah menjalani pemeriksaan di rumah sakit militer. Hasilnya menyebutkan Wira mengidap skizofrenia.
Setelah itu, Wira menjalani pengobatan instensif dan sudah kembali bekerja.
Namun, belakangan, penyakitnya kambuh.
"Dalam seminggu ini yang bersangkutan seperti orang bingung, ke sana kemari enggak jelas apa yang dikerjakan," kata Edi, Jumat (11/8/2017).
Edi menjelaskan, Wira telah dibawa ke Detasemen Polisi Militer Pekanbaru usai membentak dan memukul anggota satuan lalu lintas. Ia ditahan untuk menjalani pemeriksaan internal.
"Yang bersangkutan saat ini ditahan untuk proses penyelidikan," tuturnya.
WS dimasukkan ke salah satu ruang tahanan. Ia pun membenarkan foto WS yang nampak diborgol tangannya dan dirantai kakinya.
Baca: Serda WS Ternyata Depresi, Tangannya Diborgol Kaki Dirantai
"Karena ada gangguan kejiwaannya, tentunya sebagai langkah antisipasi agar tidak ada korban berikutnya," kata Edi.
Kondisi kejiwaan WS tak lantas menghapus sanksi terhadapnya. Edi memastikan WS akan dihukum setelah menjalani pemeriksaan oleh penyidik internal.
"Walau seperti itu, kami tidak memberikan toleransi aspek hukum. Secara medis kita periksa, secara hukum berlanjut dan diberikan hukuman," kata Edi.
Sebelumnya, viral video yang menampilkan pria berseragam TNI membentak anggota polantas yang juga sedang mengendarai motor. Ia terlihat memukul helm polisi sebanyak 4 kali.
Dalam video terebut, terlihat oknum TNI tersebut tidak mengenakan helm serta spion motor tidak ada dan kemudian polisi hendak menilangnya.
Namun, saat ditilang, bukannya merasa bersalah, oknum TNI ini malah membentak bahkan memukul anggota polisi yang sedang bertugas tersebut.