Laporan Wartawan Banjarmasin Post, M Elhami
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Siswa SDN Piyait di Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan, mengalami kesulitan mengakses buku.
Akibatnya, proses belajar mereka kurang maksimal. Itu karena mereka hanya bisa mengandalkan buku pinjaman dari sekolah. Tapi, dengan catatan sudah mendekati ujian, buku itu bisa dibawa pulang ke rumah.
Kondisi tersebut merupakan buntut dari belum adanya perpustakaan di sekolah. Perpustakaan keliling juga tak pernah singgah.
Kepala SDN Piyait Arbainah mengaku tak bisa berbuat banyak. Sekolah, menurut dia, masih memiliki keterbatasan. Terutama ruang untuk dijadikan perpustakaan.
"Kami hanya bisa meminjamkan buku pelajaran, buku pengetahuan lainnya untuk anak-anak hampir tak ada, sulit mengakses buku," ucapnya.
Perpustakaan keliling sebetulnya menjadi solusi. Namun, baru dua kali singgah sejak sekolah itu dibangun tahun 1984.
"Perpustakaan keliling terakhir datang Pernah dua kali sejak pertama kali dibangun tahun 1984," katanya.
Keberadaan armada perpustakaan keliling di Kabupaten Balangan rupanya jauh dari harapan.
Sejak Balangan berdiri hingga sekarang hanya mempunyai dua unit. Itu pun bantuan dari pihak PT Adaro Indonesia dan pusat.
Padahal di kabupaten berjuluk Bumi Sanggam terdiri delapan kecamatan dengan 154 desa.
Wajar saja jika pelayanan pusling dilapangan masih belum dirasa optimal. Saat ini dua unit pusling hanya melayani sekolah-sekolah yang sudah dijadwalkan setiap tahunnya.(*)