Laporan Wartawan Tribun Kaltim Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) berencana menambah kapasitas produksi aluminiumnya sekitar 1,5 juta ton per tahun.
Rencana awal, perusahaan pelat merah (BUMN) ini hanya berencana menambah kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun di Kalimantan Utara untuk mencapai target produksi nasional sebanyak 1 juta ton per tahun.
Rencana penambahan kapasitas produksi ini diungkapkan Direktur Operasional dan Pengembang Bisnis PT Inalum Sahala Hasoloan Sijabat kala bertemu Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie di Tanjung Selor, Bulungan.
Pertemuan dilaksanakan di kantor gubernur, Jalan Agatis, Selasa (15/8/2017) sore.
Dalam nota kesepahaman atau MoU yang diteken PT Inalum dengan Pemprov Kalimantan Utara beberapa waktu lalu, salah satu klausulnya ialah kebutuhan lahan pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) alumina menjadi aluminium cukup seluas 300 hektare.
Belakangan, PT Inalum menilai kapasitas produksi nasional bisa ditambah menjadi 1,5 juta ton.
"Untuk itu kami bertemu Pak Gubernur, bahwa kami membutuhkan sedikitnya 600 hektare lahan di Kawasan Industri Tanah Kuning," kata Sahala Sijabat, Selasa (15/8/2017).
Luas lahan sebanyak itu cukup untuk menambah kapasitas produksi aluminium sebanyak 1 juta ton per tahun. Ditambah dengan produksi 500 ribu ton di Sumatera Utara, praktis kapasitas produksi akan mencapai 1,5 juta ton.
Sahala mengusulkan agar MoU yang sudah diteken antara kedua pihak bisa direvisi dan atau di-addendum dengan memasukkan klausul baru.
PT Inalum merencanakan penambahan kapasitas produksi aluminium dengan mempertimbangkan potensi listrik jangka panjang yang dimiliki Kalimantan Utara, yang akan disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan di Bulungan.
"Kami melihat potensi energi listrik yang besar di Kalimantan Utara. Dan juga berdasarkan kesepakatan oleh para pimpinan di direksi PT Inalum akhirnya disepakati untuk dibuat kapasitas produksi 1 juta ton di Kalimantan Utara. Perhitungan kami, butuh lahan 600 hektare," ujarnya.
Produksi aluminium PT Inalum lanjut Hasoloan Sijabat masih kurang jika disandingkan kebutuhan dalam negeri.
PT Inalum hanya bisa memasok 40 persen kebutuhan aluminium domestik. Sebanyak 70 persen pasokan lainnya berasal dari luar negri.
"Itulah alasan kami menambah kapasitas produksi," katanya.
Untuk menghasilkan aluminium, terlebih dahulu bauksit akan diolah di Kalimantan Barat. Bauksit diolah menjadi alumina, kemudian alumina dimurnikan di Kalimantan Utara menjadi aluminium
"Jadi bahan baku smelter di sini akan berasal dari Kalimantan Barat. Dan kami sudah komunikasi dengan PT Antam (Aneka Tambang) bahwa mereka mau bangun juga smelter refineri berkapasitas 1 juta ton di Kalimantan Barat. Jadi klop-lah, bahan baku di Kalimantan Barat, energinya di Kalimantan Utara," katanya. (Wil)