Ide mengubah mobil layanan SIM keliling jadi perpustakaan keliling itu, kata Bobby, lantaran Polres Pekalongan kekurangan armada.
Tidak memungkinkan untuk menambahkan armada khusus untuk operasional perpustakaan keliling.
"Jadi mobil layanan SIM keliling yang lama dijadikan perpustakaan. Buku buku isinya juga sementara masih sumbangan dari anggota. Materi umum, agama, hingga materi lalu lintas dan KUHP," katanya.
Penanggung jawab mobil Pojok Baca Polres Pekalongan, Iptu Giyarto, mengaku tak ada kendala selama mengoperasikan mobil tersebut.
Saat konsep awal diutarakan Kapolres, mobil ini langsung dirombak. Kursi bagian tengan dan belakang serta perlengkapan kepolisian dalam pengurusan SIM dikeluarkan dan diganti rak buku.
"Pengerjaannya sekitar empat hari, tidak ada kendala karena cuma bongkar kursi, pasang rak dan kasi tulisan Pojok Baca Polres Pekalongan," kata Iptu Giyarto.
Giyarto jugalah yang mengawal kemana perpustakaan keliling ini pergi.
Selama beroperasi, antusiasme masyarakat semakin meningkat.
Tak ada spesifikasi khusus masyarakat yang datang ingin membaca buku jenis tertentu.
"Umum yang datang, mulai dari orang tua, pelajar sampai anak kecil. Koleksi buku kami sekitar 300 buah," katanya.
Bahkan ada pengunjung yang berprofesi sebagai petani sengaja datang untuk membaca buku bercocok tanam.
"Ada petani yang datang, bacanya buku pertanian. Ada juga pelajar datang baca buku pelajaran. Koleksi kami belum banyak tapi sudah mewakili semua," katanya.
Di beberapa lokasi, Giyarto menerapkan pola lesehan. Tak menggunakan kursi, pengunjung hanya disediakan alas tikar sembari membaca buku.
"Itu lebih memasyarakat, selonjoran santai sambil baca buku di bawah pohon," katanya.