News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Misteri Hilangnya Mahasiswa di Bukit Maros, Ada Cerita tentang Naga dan Atok Putih

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hutan Konservasi di Bukit Maras di Desa Berbura Kecamatan Riausilip. Pada 2015, hutan tersebut sempat terbakar hingga beberapa kali. BANGKA POS/RIYADI

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Kabar hilangnya mahasiswa STIE IBEK Pangkalpinang, Haidar (21) di Bukit Maras, Desa Berbura, Kecamatan Riausilip, Kabupaten Bangka sempat heboh, Senin (21/8/2017) lalu.

Dia sempat terpisah selama 13 jam dari empat rekan-rekannya.

Beruntung, Haidar ditemukan di Bukit Buih, hutan Tambun Tulang, Selasa (22/8/2017) pukul 01.00 WIB.

Bukit Maras memang memiliki kekhasan sendiri.

Mitos dan berbau mistis mewarnai cerita keindahan Bukit Maras tersebut.

Awalnya, Haidar dan teman-temannya berkemah di puncak bukit, Minggu (20/8/2017).

Saat mencari air pada Senin pagi, dia kebingungan mencari jalan kembali ke lokasi berkemah.

Kadus Berbura, Karnadi Haidar nyasar jauh hingga ke lereng bukit Buih (bukit sebelah bukit Maras).

Saat ditemukan, Haidar dalam kondisi baik dan sehat, lalu dibawa ke Dusun Buhir, sekitar jam 4 subuh mereka tiba di Kampung Buhir.

Proses pencairan Haidar, tak lepas dari bantuan unsur Linmas dan FKPM desa setempat dan warga Dusun Buhir, juru kunci Bukit Maras, Karni.

Bukit Maras di Desa Berbura Kecamatan Riausilip. Foto dari Dusun Bernai Desa Berbura, Selasa (22/8/2017). BANGKA POS/RIYADI

Karnadi dan rombongan naik ke Maras dan menuju ke lokasi yang diarahkan juru kunci, karena menerima kabar pendaki hilang, akibat kehilangan rute jalan saat mengambil air di bawah lokasi kemahnya di Puncak Maras.

Setelah diberikan arahan oleh juru kunci, Karnadi bersama rombongan langsung berangkat menuju lokasi sasaran yakni ke arah timur laut dari Bukit Maras.

Kawasan Bukit Maras yang memiliki sejumlah air terjun mulai ramai dikunjungi para pendaki.

Baca: Hukuman Mati Menanti Bos First Travel yang Miliki 9 Airsof Gun dan 10 Peluru

Namun peristiwa tersesatnya pendaki baru kali ini terjadi.

Kasi Kesra Pemdes Berbura Samsuri mengatakan, Pemdes Berbura tidak memiliki hak untuk melarang atau menyuruh warga naik ke Maras atau mengunjungi air terjun.

Mitos dan Pantangan
Bukit Maras memang banyak misteri.

Cerita tentang naga, bulu perindu dan atok putih menghiasi keunikan dan keindahan Bukit Maras.

Namun, secara turun temurun ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat masuk ke lokasi Bukit Maras.

Meski secara alamiah belum dapat dibuktikan hubungannya, tetapi tidak ada salahnya memperhatikan pantangan berikut ini:

1. Perempuan yang sedang menstruasi disarankan tidak masuk ke lokasi air terjun atau mendaki bukit.

Kades Berbura Asmiati kepada Bangka Pos, Selasa (10/5/206) menyebutkan larangan itu sesuai aturan adat.

Menurut dia, perempuan yang sedang datang bulan, kondisi tubuhnya belum bersih dan dilarang masuk ke Bukit Maras.

Hanya saja, jika mendesak misal untuk keperluan penelitian dan studi, masih ada pengecualian.

2. Dilarang berbuat tak senonoh, berkata kotor dan mesum

Sebenarnya, larangan ini berlaku di tempat mana saja.
Hanya saja, Bukti Maras adalah kawasan yang dijaga kelestariannya sehingga tidak pantas dijadikan tempat berbuat mesum.

Larangan itu untuk menjaga local wisdom (kelestarian lokal) di hutan tersebut.

3. Anak muda yang naik, kuatkan niat untuk melihat alam, bukan menyalahgunakan kegiatannya untuk hal-hal negatif dan berbuat tak senonoh, mesum.

4. Tidak boleh membakar segala hewan berdarah, seperti ayam, di kawasan terlarang Maras.

5. Boleh membawa lauk ayam, tapi dengan syarat tulang-tulangnya dikumpulkan dan dibawa keluar daerah larangan.

Baca: Dua Opsi dari First Travel, Berangkatkan Jemaah Umrah atau Kembalikan Uang

6. Syarat utama kalau mau masuk, harus memakai isi resam baik dipakai untuk gelang atau kalung.

Hutan Konservasi di Bukit Maras di Desa Berbura Kecamatan Riausilip. Pada 2015, hutan tersebut sempat terbakar hingga beberapa kali. BANGKA POS/RIYADI (Bangka Pos/Riyadi)

Kisah Naga
Bukit Maras sebagai puncak tertinggi di Pulau Bangka terkenal kental dengan hal-hal berbau mistis.

Bahkan kebakaran yang melanda kawasan tersebut yang terjadi pada Oktober tahun 2015 diselimuti kisah mistis.

"Ada warga yang melihat tiga naga keluar dari Maras sebelum kebakaran," kata Kadus Buhir Desa Berbura, Karnadi.

"Di tempat kita ada juga warga yang mimpi melihat Maras terbelah dua dan mengeluarkan api," ungkap Karnadi.

Menurutnya, saat kebakaran melanda kawasan lereng Bukit Maras hingga dekat permukiman warga Dusun Buhir, warga melihat sosok ular naga yang seakan-akan mengejar manusia.

"Naga itu seolah-olah mengejar manusia. Warga melihatnya jelas lengkap dengan mata dan kumisnya," ucapnya.

Atok Putih
Warga setempat menyebutnya bukit Pasir Putih lantaran sering melihat ada benda putih di bukit tersebut.

"Sering ada penampakan benda putih atau orang nyebutnya atok putih," ungkap salah seorang warga Buhir saat memantau kebakaran yang melanda Bukit Pasir Putih di tahun lalu.

Di Bukit Maras sendiri disebut-sebut ada benda ajaib bernama buluh perindu hingga hewan buas yang disebut cindai dan beragam mitos lainnya.

Bukit Maras di Desa Berbura Kecamatan Riausilip. Foto dari Dusun Bernai Desa Berbura, Selasa (22/8/2017). BANGKA POS/RIYADI (Bangka Pos/Riyadi)

Tips ke Bukit Maras
Jika Anda ingin mendaki ke puncak Bukit Maras di Desa Berberura Kecamatan Riausilip, gunakanlah jalur atau rute dari Dusun Buhir desa setempat.

Jalur Buhir-Puncak, dimulai dari depan lapangan bola Buhir, ke arah jalur pipa Pam, belok kanan untuk menuju puncak.

Ketika tiba di pos satu, pendaki bisa istirahat di bukit Semut atau Bukit Meruyan.

Jika pendakian dilanjutkan, akan melintasi Pos dua Tembikar, setelah itu baru puncak.

Jalur Buhir jalur paling aman, ikuti rute yang jalannya sudah licin, karena sudah lama dirintis dan jalur Buhir paling sering digunakan sebagai jalur pendakian.

Lama pendakian sampai ke puncak, sekitar 3 sampai 4 jam.

Kalau lewat jalur pendakian dari Rambang, itu tidak bisa dilakukan, karena jalur tersebut sudah ditutup.

Berita ini tayang di Bangka Pos dengan judul Mahasiswa Tersesat dan Muncul Naga, Ini Pantangan dan Mitos yang Mewarnai Indahnya Bukit Maras

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini