TRIBUNNEWS.COM, TEGAL - "Makane aja goroh. Yen goroh dicekel KPK (makanya jangan bohong. Kalau bohong ditangkap KPK)," kata Wakil Wali Kota Tegal, Nursholeh, sebelum memulai membaca puisi.
Nursholeh membaca puisi pada acara 'Baca Puisi Tegalan' di halaman Rumah Dinas Wakil Wali Kota Tegal, Rabu (30/8/2017) malam.
Tidak hanya dia, beberapa anggota DPRD Kota Tegal, seniman, dan aktivis juga berpartisipasi pada acara yang bertajuk 'Gemladag Pitulasan' itu.
Masing- masing unjuk kebolehan dengan membaca puisi. Nursholeh membacakan puisi berjudul Bareng Kang Nur Mbangun Tegal.
Puisi yang dibacakannya sarat sindiran terhadap Wali Kota Tegal, Siti Masitha Soeparno yang terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pasca-penangkapan wali kota, kewenangan pemerintahan otomatis jatuh kepada Nursholeh yang merupakan wakil wali kota.
Puisi Kang Nur, sapaan akrabnya, juga bercerita ajakan kepada masyarakat Tegal untuk bersama membangun Kota Tegal agar dapat ditata lebih maju.
"Waktu yang tinggal satu setengah tahun ini, mari bersama- sama membangun kota ne dewek sing tercinta kiye," ucapnya kepada penonton.
Pada sajak puisi itu, ia menyampaikan bahwa dirinya merupakan orang asli Kota Tegal yang tahu sejarah, seluk beluk, dan kekhasannya.
"Enyong asli Tegal. Uripe enyong poret neng Tegal. Bibit bebet bobot enyong uga neng Tegal. Ora heran yen enyong luih getah Tegal, ketimbang wong liya. Gang, lontrong kampung lan endi parang, enyong apal jipal," tuturnya saat baca puisi.
Pada baris lain, ia menyampaikan apa yang harus dilakukan saat menjabat menjadi orang nomor satu di Kota Tegal.
"Muji syukur enyong dipercaya neng pangeran dadi tiyang kang dihormati. Mula kue enyong kudu timbal balik karo masyarakat. Kudu ngormati kudu ngati- ati. Menungsa lagi kedodoran amanah. Enyong aja kerja sembarangan. Enyong wedi maring siksa pangeran, siksane ora mufakat sedulur," lanjutnya.
Pada bagian lain, ia meminta masyarakat untuk bersama- sama membangun daerahnya sendiri. Meskipun itu masalah berat, tetap harus gotong royong, dipikul bersama.
"Ayoh kanca sedulur mbangun kota Tegal ben tambah tata. Dudu nganggo enyong, tapi kanggo kemaslahatan umat ben tambah kerumat. Holupis kuntul baris, holupis kuntul baris. Bareng Kang Nur rawe- rawe rantas, malang-malang tuntas. Anteb enteng dipikul bareng- bareng, remojongan," pungkasnya, diikuti tepuk tangan penonton yang hadir.