Ditemui di kediaman korban di kawasan Jalur, Muara Jawa, mata Tuti tampak masih bengkak usai tak henti hentinya menangis.
Tuti menjelaskan, suaminya yang telah mengkaruniai dirinya dua orang anak itu, memang dikenal punya kemampuan untuk menyembuhkan penyakit tidak wajar yang diderita orang.
Hal itulah yang membuat Supriyanto dimintai tolong untuk mencari Arjuna (16). Kendati Supriyanto bukanlah pawang buaya.
"Dia (Supriyanto) memang bisa sembuhkan orang yang sakitnya tidak wajar, bisa juga sebagai pawang hujan kalau ada hajatan warga, tapi belum pernah selama ini dia jadi pawang buaya," kata Tuti, Minggu (17/9/2017).
Sejak Jumat (15/9/2017) lalu, saat kejadian pertama terkaman buaya itu, korban selalu mengatakan kasihan dengan anak (Arjuna) yang jadi korban terkaman buaya.
Baca: Jasad Arjuna Korban Terkaman Buaya Mengambang 6 Meter dari Lokasi Kejadian
Bahkan, Supriyanto telah dua kali ke lokasi kejadian untuk melihat situasi di lokasi kejadian.
Sabtu (16/9/2017) pagi kemarin, sekitar pukul 07.30 Wita, Supriyanto kembali datang ke lokasi kejadian dan mencoba untuk memanggil buaya yang menerkam Arjuna, yang berujung dengan terkaman kedua kepada Supriyanto.
"Saya sudah larang, dia bilang hanya liat liat saja. Dan pagi itu, sebelum pergi dia sempat ngerokok dan minum kopi yang saya buat. Jam 11.30-an Wita, saya dapat kabar dia jadi korban," ungkapnya.
"Dia niatnya mau nolong karena kasihan sama anak itu, tapi ternyata dia juga jadi korban," tambahnya.
Dari informasi yang dia dapatkan, Supriyanto yang dikenal ramah itu, tampak tak mengeluarkan sepatah katapun saat sampai di lokasi kejadian.
Usai turun dari motor, tak lama berselang langsung turun ke sungai melakukan sejumlah ritual pemanggilan buaya.
"Turun dari motor langsung diam, temannya juga disana tidak ada yang berani manggil, seperti tidak sadar dan langsung ke sungai," ucapnya menyayangkan.
Ketenaran Supriyanto mengenai kemampuannya dalam menyembuhkan orang sakit, ternyata tidak hanya diketahui warga sekitar Muara Jawa saja, namun sudah sampai ke kawasan Sulawesi.
Baca: Ketika Jokowi Kangen Jan Ethes Lalu Mengajaknya Bermain Kereta-keretaan