Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA – Zat-zat atau unsur-unsur yang terkandung dalam magma Gunung Agung sangat banyak.
"Banyak sekali unsur-unsurnya, yang ada di alam ini, itu semuanya berasal dari magma. Ada bahan organik, logam, itu berasal dari magma. Untuk gas yang terkandung dalam magma ada gas vulkanik, termasuk CO CO2, H2S, SCO2, CN ,dan sianida," terang Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, Gede Suantika.
Suantika mengatakan, pada letusan tahun 1963, Gunung Agung memuntahkan 280 juta meter kubik material selama satu tahun.
Sementara itu, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani mengatakan, jika Gunung Agung meletus, kecepatan awan panas harus diantisipasi.
Sesuai rekomendasi yang dikeluarkan, tidak boleh ada aktivitas di radius 9 hingga 12 kilometer dari kawah Gunung Agung.
Hal lainnya yang harus diwaspadai adanya lahar dingin.
Biasanya material akan turun setelah adanya dorongan air dari atas misalnya setelah hujan.
"Material ke bawah akan timbul belakangan setelah terjadi erupsi," ujar pria yang menyelesaikan pendidikan S1 Teknologi di ITB Bandung dan S2 di Selandia Baru ini.
Namun ia mengaku belum mengetahui kapan erupsi terjadi.
Yang pasti aktivitas kegempaan masih tinggi.
PVBMG menetapkan Gunung Agung dengan status Awas (Level IV) pada Jumat (22/9) pukul 20.30 Wita.
Status Awas merupakan tingkatan tertinggi untuk gunung berapi.
Dengan kata lain, kemungkinan untuk meletus sangat besar.