News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calo Rajai Pelabuhan Semayang Balikpapan, Harga Tak Sesuai Tertera di Tiket

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelabuhan Semayang Balikpapan

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN -- Meski Pelindo terus melakukan pembenahan dalam hal pelayanan terhadap penumpang, namun hal tersebut belum memuaskan penumpang kelas ekonomi yang menggunakan jasa angkutan kapal tersebut.

Para penumpang banyak mengeluhkan maraknya calo tiket kapal dan tidak sama ratanya harga tiket antar‑agen.

Para penumpang kelas ekonomi mengeluhkan harga tiket kapal yang melambung tinggi dari harga resmi. Para agen dan calo tiket seperti berlomba‑lomba menaikkan harga tiket. Bila harga resmi kelas ekonomi berkisar antara Rp 131.000 hingga Rp 267.500 per orang, maka di agen tiket bisa mencapai Rp 235.000 hinga Rp 300.000‑an per orang.

Baca: Curhat Menyayat Kekasih Denis Kancil yang Tak Kuat Menahan Rindu

Salah satu penumpang kapal yang berasal dari Berau, Arliyani, mengeluhkan harga tiket yang tidak pernah sama dengan harga resmi. Untuk keberangkatan dengan tujuan Balikpapan ‑Pantoloan 1 (Palu) dirinya harus merogoh koceknya untuk membeli tiket sebesar Rp 920 ribu untuk tiket 3 dewasa dan 1 anak dan 1 bayi.

Padahal jika memesan tiket secara online, seharga Rp 202.500 per orang dewasa, tiket anak Rp 157.500 per anak dan tiket bayi Rp 25.000 per bayi, maka jumlah yang harus dibayarkan yakni sejumlah Rp 790.000 (3 x Rp 202.500 + Rp 157.500 + Rp 25.000 = Rp 790.000).

Arliyani menuturkan, suaminya bertugas mengurus pembelian tiket karena dirinya tengah sakit. Namun setelah diperiksa, ternyata jumlah nominal pembelian tiket yang harus dibayarnya mencapai Rp 920 ribu.

Ia pun sempat terkejut dan meminta klarifikasi terkait harga tiket tersebut. Namun dari pihak loket berdalih bahwa harga tiket tersebut sudah termasuk biaya lain‑lain di dalam kapal.

"Kenapa mahal betul sedangkan 1 orang anakku bayi, saat ditanyakan katanya sudah sama biaya lain lain, katanya tarfinya untuk orang dewasa Rp 225 ribu kalau anak Rp 150 ribu, dan bayi Rp 100 ribu," katanya.

Anehnya lagi, pada tiket yang diterimanya tarif kapal tidak terlihat jelas karena tertutup cap dari Pelni. Ia pun sempat berfikir bahwa hal ini seperti disengaja agar tariff tidak bisa diketahui. Transparansi tarif tiket pun tidak tertera di loket.

"Kalau di Pantoloan kalau kita beli tiket di loket‑loket begitu ada tertera di atas mejanya anak sekian‑sekian di loket‑loket kalau disana normal‑normal saja, tapi kenapa mahal betul di sini, maka kita sekeluarga dari Berau," katanya.

Harga tak Dicantumkan

Keberadaan agen tiket ternyata dimanfaatkan oknum tertentu untuk menjual tiket lebih mahal kepada penumpang yang membutuhkannya melalui calo. Sehingga banyak calon penumpang harus membayar lebih mahal daripada tarif yang ditetapkan Pelni.

Saat Tribun mencoba membeli tiket di dalam pelabuhan Semayang, tiba ‑tiba ada seseorang yang mendekat dan menawarkan diri untuk membelikan tiket serta menggatarkan Tribun ke loket 5.

Sempat berbincang dengan penjaga loket, Tribun mendapati bahwa harga tiket yang harus dibayar calon penumpang lebih tinggi dari harga yang ditetapkan oleh Pelni. Untuk tiket kapal untuk tujuan Makasar, Tribun harus membayar sebesar Rp 235 ribu.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Tribun, penjaga loket tempat dimana Tribun membeli tiket mengungkapkan bahwa untuk pembelian tarif tiket ke Palu (Pantoloan) hanya berkisar antara Rp 170 ribu saja. Sedangkan untuk tiket ke Makasar dengan jadwal pemberangkatan Kamis (28/9) hanya sebesar Rp 275 ribu.

"Kalau dibawa sopir travel, harganya memang lain kalau sama travelnya, memang tinggi biasanya sama travelnya," katanya.

Saat dikonfirmasi mengapa harga tiket tidak dicantumkan, pihaknya berdalih bahwa memang tidak ada harga yang harus dicantumkan. Bila calon penumpang hendak membeli tiket, maka disarankan untuk menelpon secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

"Kalau masyarakat ingin tahu harga harga tiket pengen lihat harga‑harganya perubahan harga‑harganya itu ya nggak bisa, kalau tiket kapal itu stag (tetap) segitu-segitu saja nggak naik nggak turun," katanya.

Sementara itu, agen tempat Arliani membeli tiket, Nur Alam menyebutkan bahwa selisih harga yang harus dibayar tersebut merupakan biaya pembayaran calo dan asuransi yang tidak tercatat dalam tariff tiket.

Sedangkan saat ditanya terkait tariff tiket yang sengaja diblurkan dengan cara distempel, pihaknya mengungkapkan harga yang tertera sebagaimana ia sebutkan.

"Tiketnya tadi Rp 235 itu termasuk asuransi kalau asuransi itu wajib. Harganya memang segitu nggak turun, kalau ada calon penumpang yang membayar lebih dari itu, mungkin penumpang membeli tiket melalui calo, atau ada yang mengurus, biasanya pihak travel jadinya mahal," katanya.

Menurutnya, pihaknya sama sekali tidak mempedulikan berapa tiket dijual oleh calo. Menurutnya, selisih yang diambil oleh calo merupakan penghasilan yang didapatkan oleh calo.

"Kita nggak ngurusin orang. Kadang orang jual berapa ya terserah saja karena dia yang antar ya yang namanya juga cari uang," katanya.

Salah satu calo yang ditemui Tribun, Aris, mengungkapkan bahwa harga tiket kapal tidak berubah, namun saat ini pembelian tiket tidak lagi berada di dalam area pelabuhan dan harus di luar.

Peluang tersebutlah yang dimanfaatkan oleh Aris untuk mencari nafkah dengan menawarkan jasa membelikan tiket calon penumpang yang sudah berada di area pelabuhan agar tidak perlu bersusah payah membeli tiket di luar pelabuhan.

"Harga tiketnya nggak berubah berubah, tapi sekarang kalau membeli tiket nggak ada di dalam harus di luar, kita bantu orang di dalam pelabuhan untuk membelikan tiket," katanya. (ald)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini