News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga Miskin di Jateng akan Dibangunkan Rumah di Lahan Kas Desa yang Nganggur

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, akan terus memaksimalkan upaya pengurangan angka kemiskinan di wilayahnya, salah satunya dengan intervensi ke desa melalui bantuan keuangan langsung ke pemerintah desa untuk kegiatan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH).

Namun menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Pemprov Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko, pemberian bantuan perbaikan RTLH tersebut terkadang menemui kendala yakni kepemilikan lahan.

Baca: Gara-gara Ditagih Hutang, Pria Ini Nekat Sabetkan Parang ke Korban

“Biasanya ada warga kurang mampu ketika ingin dibantu ternyata terkendala kepemilikan lahan,” ujarnya kepada tribunjateng.com, Kamis (12/10/2017).

Maka, terobosan yang dilakukan, lanjutnya, adalah dengan meminta pada pemerintah desa untuk menginventarisasi lahan milik desa yang selama ini tak digunakan, atau terlantar.

Tanah tersebut dapat dibangunkan rumah melalui dana dari provinsi untuk warga kurang mampu di desa setempat.

Baca: Isi Curhatan Putri Pertama Gatot Brajamusti Ketika Bertemu Ayahnya

“Maka pada tingkat desa bisa kita dorong memanfaatkan tanah terlantar untuk dibangunkan rumah. Ini sedang kita terus bicarakan dengan para bupati dan wali kota,” katanya.

Sedangkan jika ternyata desa setempat tak memiliki lahan terlantar, dan pihak warga miskin tersebut juga sudah tak memiliki lahan, maka akan diarahkan ke program transmigrasi.

Dari aspek alokasi anggaran, kata Sudjarwanto, Pemprov Jateng mengalokasikan Rp 30 juta untuk tiap desa khusus dibelanjakan pada kegiatan perbaikan RTLH.

Sesuai ketentuan dan penghitungan, memang anggaran tiap unit RTLH adalah Rp 10 juta, namun jika pengerjaan dilakukan gotong-royong akan lebih hemat.

“Misalnya, tiap rumah dialokasikan Rp 5 juta kalau dikerjakan gotongroyong oleh warga sekitar pasti mencukupi. Sehingga, alokasi Rp 30 juta bisa digunakan setidaknya untuk lima sampai enam rumah,” katanya.

Sejauh ini, imbuhnya, pola tersebut sudah berlangsung di beberapa kabupaten. Jika tahun ini dialokasikan Rp 30 juta perdesa, maka tahun depan direncanakan Rp 50 juta perdesa.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini