TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Warga yang bermukim di Jalan Silaberanti Ujung belakang BSB RT 29, Palembang, Sumatera Selatan, dikejutkan dengan aksi duel maut dua pria yang masih ada hubungan keluarga.
Bastari (30) harus tewas di tangan pamannya sendiri yaitu Kandi (36).
Baca: Pria Ini Diterkam Lalu Diseret Buaya Saat Mencari Ikan di Sungai, Begini Ia Bisa Lolos
Informasi yang dihimpun, cekcok bermula sekitar pukul 19.10 WIB.
Korban awalnya mendatangi rumah terduga pelaku yang berjarak sekitar 100 meter atau berada persis di depan rumah korban.
Korban yakni Bastari menemui diduga pelaku terkait masalah utang piutang.
Terduga pelaku memiliki utang Rp 7 juta kepada korban.
Baca: Kiper Choirul Huda Meninggal, Instagram Persela Lamongan Banjir Ucapan Belasungkawa
Dari penagihan tersebut terduga pelaku mulai naik pitam dan mengambil benda tajam diduga sebilah pisau.
Dalam duel maut itu, korban sempat melawan dengan menggunakan balok kayu gelam karena keadaan terdesak.
Namun, tak disangka korban harus tewas akibat luka tusuk tembus ke bagian dada sebelah kanan.
Korban yang sudah tak berkutik melawan mencoba untuk menyelamatkan diri hingga ditemukan oleh warga lainnya yaitu Imam saat melintas di lokasi kejadian.
Baca: Sepak Terjang Kesetiaan Choirul Huda Terhadap Persela Lamongan Buat Dua Klub Besar Gigit Jari
Sedangkan terduga pelaku langsung melarikan diri.
Imam yang menemukan korban mengaku langsung mengantarkan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
Saat itu kondisi korban sudah tidak bergerak.
Namun, belum bisa dipastikan apakah masih bernafas.
Baca: Ini Alasan Djarot Tak Punya Kewajiban Hadir Dalam Sertah Terima Jabatan Gubernur DKI
"Saya menemukan sekitar jam 19.30, sudah tewas atau belum saya tidak tahu, hanya ada darah dari badannya yang mengucur," terang Imam yang saat itu bersama temannya.
Pawas 1 Polresta Palembang, Iptu Ali Sadikin mengungkapkan, duel maut yang menewaskan Bastari saat ini diduga terkait utang piutang.
Untuk barang bukti hanya didapatkan jam tangan diduga milik pelaku.
"Informasi bahwa keduanya adalah masih ada hubungan keluarga, saat ini terduga pelaku masih dalam pengejaran petugas," katanya.
Ketua RT 29, Rudi mengakui keduanya yaitu Kandi dan Bastari merupakan warganya yang sudah lama tinggal di wilayah tanggung jawab administrasinya.
Baca: Kisah Fitri Melahirkan Bayi Perempuan di Mobil Polisi
Diakui juga mereka berdua masih ada ikatan keluarga.
"Mereka berdua pekerjaannya buruh, sekalian juga sebagai penjaga malam di GOR Jakabaring, saat kejadian saya jualan di depan (Jalan Ahmad Yani)," katanya.
Sementara, istri korban Komariah tak henti-hentinya menangis melihat jasad suaminya sudah terbujur kaku.
Korban memiliki tiga orang anak yang semuanya adalah perempuan.
"Bapak, kenapa cepat pergi, bagaimana kami pak," ucap Komariah menangis histeris.
Berita ini sudah dimuat di Tribunsumsel.com dengan judul: