Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Ratusan nelayan yang tergabung salam Komunitas Nelayan TPI Jambean melaksanakan kegiatan sedekah laut di perairan TPI Jambean, Kecamatan Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, Rabu (18/10/2017).
Sesajen berupa kepala kerbau, buah serta hasil laut yang telah diolah dilarung di laut sekitar TPI.
Pengurus komunitas nelayan TPI Jambean, Imanudin, mengatakan, sedekah laut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan para nelayan.
Total 140 perahu dan 400an nelayan yang tergabung dalam komunitas tersebut memulai prosesi sedekah laut dengan kegiatan bersih bersih kapal.
"Kami bersih kapal dulu, pengecekan yang rusak. Setelah itu ke tengah laut melarung sesajen," kata Imanudin.
Selain larung sesaji, acara sedekah laut ini juga diadakan lomba perahu dayung hingga pagelaran wayang kulit.
"Tujuannya bersyukur atas limpahan rejeki serta melestarikan budaya nenek moyang," katanya.
Sejarawan, JJ Rizal, mengatakan, masyarakat Jambean sangan kental budaya komunal atau budaya kebersamaan.
Bahkan pria yang pernah berseteru dengan mantan Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaya Poernama atau Ahok itu menegaskan masyarakat Jambean merupakan tonggak budaya komunal di Kabupaten Pekalongan.
"Budaya komunal itu bicara kebersamaan. Budaya ini identik dengan orang laut, saat orang laut berpindah ke agraris, budaya komunal ini tetap dipertahankan," kata JJ Rizal.
Direktur Zigma Communication, penyelenggaran kegiatan sedekah laut Pekalongan 2017, M Deni Arifianto mengatakan selain larung sesaji, lomba dayung dan wayang, pihaknya juga menggelar pemecahan rekor MURI berupa penyajian nasi megono dan blakutak terbanyak.
Total 9.000 porsi nasi megono dan blakutak disajikan dalam wadah anyaman daun yang dibagikan kepada seluruh peserta dan pengunjung kegiatan sedekah laut tersebut.
"Ini bentuk apresiasi terhadap masyarakat Jambean yang masih mempertahankan budaya leluhur. Yang menginisiasi dari Komunitas Nelayan TPI Jambean didukung oleh Sampoerna Hijau," kata Deni.