TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Sebelum biro jodoh marak di media massa, ada profesi Dandan yang muncul di wilayah pedesaan Kabupaten Tulungagung.
Layaknya biro jodoh profesional, Dandan bertugas mencarikan jodoh laki-laki atau perempuan yang minta bantuan.
Dulunya Dandan ada di hampir semua desa. Namun lambat lain semakin berkurang. Salah satunya karena tidak ada yang meneruskan profesi ini.
Salah satu Dandan yang masih eksis adalah Yahman (55), warga Desa Sumberingin Kidul, Kecamatan Ngunut.
Menurutnya, dulu profesi Dandan sangat dibutuhkan. Sebab banyak anak gadis yang malu jika kawin tua.
“Makanya sebelum tahun 2000, yang saya tangani kebanyakan perempuan. Banyak yang datang minta dicarikan suami,” tutur Yahman.
Seiring dengan kemajuan zaman, pergaulan semakin mudah. Anak-anak muda juga semakin mudah menemukan jodohnya. Dandan yang berprofesi sebagai mak comblang pun mulai dilupakan.
Namun masih saja ada yang membutuhkan jasa Dandan. Menurut Yahman, kini yang kebanyakan minta tolong adalah kaum laki-laki.
Biasanya mereka yang sudah bosan melajang, namun tidak lekas mendapatkan istri.
Cara kerja Dandan pun sederhana. Biasanya seorang Dandan akan memperhatikan ketampanan atau kecantikan orang yang minta dicarikan jodoh.
Demikian jika mendapat jodoh yang punya mobil, imbalannya akan lebih besar dibanding yang hanya punya sepeda motor.
Namun kini karena majunya teknologi, kadang pencari jodoh membuat jalur pintas.
Jika proses dandani dirasa cocok, pihak laki-laki diam-diam mencari nomor telepon pihak perempuan.
Tanpa sepengetahun Dandan keduanya meneruskan hubungan.
“Sudah banyak kejadian, kenalannya lewat saya tahu-tahu menikah tanpa memberi tahu. Sepeser pun saya tidak mendapatkan (imbalan),” ucap Yahman.
Meski masih menekuni profesi Dandan, Yahman tidak semata-mata mencari imbalan.
Biasanya jika proses perjodohan lancar, Yahman akan menawarkan sound system dan tenda pengantin miliknya.
Meski tidak mendapatkan imbalan, namun sewa peralatan tersebut cukup memberikan keuntungan tersendiri.
Namun Yahman hanya menjodohkan di desanya dan desa sekitar. Yahman menolak menjodohkan orang-orang dari luar kota.
Sebab banyak kasus, pencari jodoh dari luar kota hanya modus melakukan penipuan.
“Kalau jauh (luar kota) ngurusinya susah. Banyak yang hanya menipu. Lebih baik yang dekat-dekat saja lebih mudah ngurusnya,” pungkas Yahman.
Kepala Desa Purworejo, Kecamatan Ngunut, Sudarto mengatakan, Dandan sangat melegenda di masa mudanya.
Sebab Dandan harapan seorang perempuan untuk mendapatkan suami, dengan tingkat ekonomi sesuai harapannya.
“Misalnya seorang perempuan ingin punya suami PNS, Dandan yang akan mencarikan. Atau ingin suami yang kaya, punya mobil, Dandan solusinya,” ujar Sudarto.
Namun ada pula Dandan yang nahas atau kerubuhan. Misalnya jika pihak perempuan membatalkan pernikahan, Dandan harus mengembalikan semua pemberian pihak suami.
Ada pula pihak laki-laki yang menghilang di saat hari pernikahan.
Pihak Dandan harus mencarikan pengganti saat itu juga.
Jika tidak ada pengganti, Dandan yang harus menikah dengan pihak perempuan agar keluarga pengantin tidak dipermalukan.
“Kalau kerubuhan apesnya Dandan. Tapi kalau dapat jodoh yang bagus, imbalannya juga sangat besar,” tutur Sudarto.
Namun ada pula Dandan yang berperilaku nakal. Sejak awal niatnya memang untuk memperdaya pihak perempuan.
Di tengah proses perjodohan, Dandan sengaja menghamili pihak perempuan, agar menikah dengannya.
Kemudian Dandan akan mulai mencari kualitas yang dinilai sepadan dengan kliennya itu.
“Saya mencoba mencarikan pasangan yang seimbang. Kalau misalnya memang yang minta tolong ganteng, pasti saya carikan yang cantik,” ucap Yahman.
Jika Yahman sudah mendapatkan pasangan yang dianggap cocok, proses perkenalan pun dilakukan.
Namanya dandani. Biasanya pihak perempuan akan berada di dapur rumah Yahman.
Sementara pihak laki-laki berlaku sebagai tamu di rumah Yahman.
Nantinya pihak perempuan akan keluar menyajikan kopi. Saat itulah pihak laki-laki diberi kesempatan untuk mengamati bakal jodohnya.
Mulai dari wajah, warna kulit hingga bentuk tubuh. Jika tidak cocok, pihak laki-laki bisa menolaknya.
Namun jika cocok, pihak laki-laki bisa minta tolong kepada Dandan untuk membantu perkenalan lebih lanjut.
“Kalau cocok biasanya Dandan yang memfasilitasi perkenalan selanjutnya. Sampai nantinya menyiapkan ke jenjang pernikahan,” terang Yahman.
Atas jasanya menjodohkan ini, seorang Dandan akan mendapatkan imbalan.
iasanya pihak perempuan yang memberikan imbalan. Besarnya tergantung “kualitas” jodoh yang didapatkan.
Jika mendapat suami PNS, TNI atau Polisi imbalannya lebih besar dibanding jika mendapatkan jodoh seorang karyawan swasta. (David Yohanes)