News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub Jawa Timur

Survei The Intiative Institut, Elektabilitas Khofifah Kalah Tipis dengan Gus Ipul

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan cagub dan cawagub yang diusung PDIP di Pilkada Jatim 2018 Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas berfoto bersama usai menerima rekomendasi dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2017).

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Lembaga Survei The Intiative Institut (TII) merilis hasil suveri terbarunya, Minggu (22/10/2017).

Survei yang bertujuan memotret gambaran pemilih jelang pemilihan gubernur (pilgub) 2018 ini memaparkan sejumlah figur yang potensial terpilih pada gelaran pesta demokrasi yang rencananya dilaksanakan pada Juni tahun 2018.

Hasilnya, dari sisi kepopuleran, Khofifah Indar Parawansa memimpin dengan 98,90 persen, kemudian Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dengan 98,10 persen, dan Tri Rismaharini dengan 94,20 persen.

Di tingkat kelaikan terpilih sebagai gubernur, tiga nama ini masih kembali di urutan tiga besar.

Khofifah yang kini masih menjabat Menteri Sosial RI kembali memimpin dengan 94,60 persen.

Lalu Gus Ipul yang juga Wakil Gubernur Jatim saat ini menyusul dengan 94,20 persen, lalu Risma (Walikota Surabaya) dengan 81,90 persen.

Sedangkan apabila pemilihan gubernur dilakukan saat ini, ketiganya juga menjadi figur dengan tingkat keterpilihan tertinggi.

Gus Ipul di urutan pertama dengan 36,3 persen, disusul Khofifah dengan 32,4 persen, dan Risma di urutan ketiga (19,9 persen).

Berdasarkan penjelasan Direktur TII, Airlangga Pribadi, pasca diumumkan pasangan Saifullah Yusuf dan Azwar Anas (Gus Ipul-Anas) pada pekan lalu, kosntilasi politik kini berubah.

Kutub kekuatan bukan lagi terpecah menjadi tiga, namun berpusat pada dua poros saja, yakni menyisakan Gus Ipul dan Khofifah.

"Risma sudah pasti tak akan berangkat pasca adanya keputusan PDI Perjuangan yang mengusung Gus Ipul-Anas," ujar Airlangga pada penyampaian rilis lembaganya yang berlangsung di Hotel Sahid, Surabaya Minggu (22/10/2017).

"Oleh karena hilangnya Risma itulah, pertarungan kini tinggal ada di dua kekuatan saja, yakni antara Gus Ipul dan Khofifah," lanjut Airlangga pada diskusi bertajuk "Kubus Rubik Pemilihan Gubernur Jatim" ini.

Apalagi, merapatnya Anas ke Gus Ipul semakin menguatkan basis pemilih berlatar belakang religius dan nasionalis.

"Di luar nama Gus Ipul, Khofifah, dan Risma, sebenarnya ada nama Anas. Namun, dengan bergabungnya Anas ke Gus Ipul, maka akan semakin menguatkan poros ini," imbuh Airlangga.

Oleh karena besarnya dua kekuatan inilah, Airlangga pesimistis akan ada calon potensial lain yang bisa mengimbangi atau bahkan mengungguli Gus Ipul maupun Khofifah di posisi gubernur.

"Peluang terbentuknya tiga poros atau bahkan lebih pada pilkada mendatang masih cukup besar," ujar Airlangga yang juga dosen Universitas Negeri Airlangga (Unair) Surabaya ini.

"Meskipun demikian, kekuatannya akan sulit mengungguli dua calon ini. Sehingga, peluangnya tak akan lebih untuk mengikis suara saja," ujarnya.

Apalagi, kata Airlangga, figur religius yang selama ini menjadi latar belakang utama dalam mempertimbangkan memilih calon, sudah melekat pada dua figur ini.

Sehingga, bagi figur lain yang akan mencalonkan diri di luar poros Khofifah dan Gus Ipul harus berkerja lebih ekstra.

"Meskipun demikian, tingkat keterpilihan masih sangat terbuka akan berubah. Selain angka elektabilitas yang masih di bawah lima puluh persen, selisih antar calon pun kurang dari sepuluh persen," jelas Airlangga.

"Sehingga, kalau ingin bersaing, kandidat harus ekstra untuk meningkatkan popularitas, sekaligus mencerminkan latarbelakang religius," pungkas Airlangga.

Di luar nama Gus Ipul, Khofifah, Risma, hingga Anas, TII memotret beberapa figur alternatif yang bisa maju menjadi calon gubernur.

Di antaranya, MH Said Abdullah (Anggota DPR RI), Hasan Aminuddin (Anggota DPR RI dari Nasdem), La Nyalla Mattalitti (Ketua Kadin Jatim), hingga Emil Dardak (Bupati Trenggalek).

Meskipun demikian, tingkat keterpilihan masih sangat kecil, yakni dibawah 10 persen.

Survei terbaru TII dilakukan pada 6 September hingga 20 September 2017 lalu.

Menggunakan pendekatan multistage random sampling, survei ini melibatkan 1016 responden yang tersebar di 108 desa/kelurahan se-Jatim.

Angka margin of error survei ini mencapai 3,2 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini