News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ditumpangi Imigran Asal Afganistan, Sabar Mengaku Warungnya Makin Laris

Penulis: Muh Radlis
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warung mi ayam milik Sabar yang ditumpangi Husein dan keluarganya.

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Sekeluarga imigran asal Afganistan terlantar di Kota Semarang selama sembilan hari.

Mereka akhirnya tinggal di warung mi ayam di depan Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Semarang.

Satu keluarga yang masing masing bernama Muhammad Husein (33), Qudsiah (30), dan ketiga anaknya Ali Khisoh (9), Ahmad (7) dan Ilyas (3) tinggal di sebuah warung mi ayam setelah ditolak tinggal di Rudenim lantaran kondisi penampungan di tempat itu telah kelebihan kapasitas.

Di warung mi ayam tersebut, Husein dan keluarganya menumpang tidur.

Apabila warung mi ayam buka dan melayani pelanggan, Husein pindah ke pos kamling tak jauh dari warung.

Pemilik warung mi ayam, Sabar (51), mengatakan selama sembilan hari imigran tersebut tinggal di warung miliknya.

Baca: Wow! Duta Sheila On 7 Tertangkap Kamera Makan Mie Ayam di Warung Sederhana, Lihat Posisi Duduknya

Berlantai paving, beratap terpal dan tak berdinding kain disitulah Husein tinggal bersama anak istrinya.

Apabila Sabar membuka warungnya, Husein mengajak anak istrinya pindah ke pos kamling yang jaraknya sekitar 15 meter dari warung.

"Kalau saya buka warung, mereka pindah ke pos. Saya sering kasih mi, tapi ibu bapaknya tidak mau. Jadi yang makan mi ayam cuma anaknya," kata Sabar, Selasa (7/11/2017).

Menurut Sabar, dari lima orang dalam keluarga tersebut, hanya anak sulung Husein yang mengerti bahasa Indonesia.

"Itupun sepotong sepotong. Diajak bahasa inggris dan bahasa arab juga tidak tahu," katanya.

Warga sekitar pun kerap memberikan uang saku kepada anak anak Husein.

"Warga kadang kasih uang ke anak anaknya. Kalau malam saya lihat biasa beli nasi bungkus di warung sana," katanya.

Baca: Dua Truk dan Tiga Mobil Pribadi Kecelakaan Beruntun di Exit Toll Krapyak Semarang

Ada cerita unik yang dialami Subur selama sembilan hari Husein dan keluarganya tinggal di warung.

Meski disediakan kamar mandi di pos kamling lengkap dengan peralatan mandi dan cuci baju, Husein dan anak istrinya rupanya tidak rutin mandi.

"Katanya dari asalnya memang mandi cuma dua hari sekali. Jadi mereka tidak setiap hari mandi," katanya.

Rejeki Sabar pun bertambah selama sembilan hari itu.

Biasanya, Sabar membuka warugnya setiap jam 12.00 siang dan tutup pukul 21.00 WIB.

"Selama sembilan hari itu saya buka pukul 13.00 tutup pukul 19.00. Lebih cepat habis jualannya sejak mereka di sini. Mungkin itu rejeki dari Tuhan," katanya.

Dwi Alfa Novando, Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Rudenim Semarang, mengatakan, pihaknya tidak bisa menampung Husein dan keluarganya lantaran kondisi penampungan telah kelebihan kapasitas.

Dwi mengaku telah meminta Husein agar kembali ke Bogor.

Baca: Datang ke Nikahan, Bima Arya Akan Minta Kesediaan Kahiyang-Bobby Jadi Warga Bogor

"Setiap hari kami minta kembali ke Bogor tapi tidak mau, mereka memilih tinggal di situ," kata Dwi.

Saat ini Husein dan keluarganya telah dibawa petugas Imigrasi untuk ditempatkan di tempat yang lebih layak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini