TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Siapa yang tak kenal Es Cendol Elizabet.
Saking suksesnya, nama Es Cendol Elizabet tidak hanya dikenal oleh warga Bandung, tetapi telah dikenal hingga luar Jawa Barat seperti Jakarta, Jogja, Solo, Semarang, dan Surabaya.
Bahkan, nama Es Cendol Elizabet juga kerap dipakai oleh pedagang cendol kaki lima di sepanjang Jalan Otto Iskandar Dinata, Kota Bandung.
Es Cendol Elizabet dimiliki H Rohman.
Nur Hayati, anak kedua H Rohman, menceritakan, sebelum ayahnya sukses seperti sekarang, dulunya H Rohman hanya bermodalkan gerobak cendol sederhana.
"Sejak 1972, Ayah Saya berkeliling dari Astanaanyar sampai Dago, karena merasa lelah dan hasil yang didapatkan tidak banyak, maka Ayah Saya memutuskan untuk mangkal di kawasan Otista (Jalan Otto Iskandar Dinat) dekat toko sepatu Elizabet," tukas Nur Hayati kepada Tribun Jabar, Sabtu (11/11/2017).
Baca: Begini Kondisi Rumah Setya Novanto Pasca-Penetapan Tersangka KPK
Nur mengatakan, Ayahnya mulai mangkal di sana sejak 1978, karena racikan es cendol buatan ayahnya sangat lezat, sehingga beberapa pelanggan toko sepatu Elizabet selalu menyempatkan diri untuk mencicipinya.
"Karena persis berada didepan toko sepatu Elizabet, lalu para pelanggan Ayah Saya akrab menyabutnya dengan nama Es Cendol Elizabet hingga saat ini," ujar Nur.
"Inilah barangkali yang menjadikan ihwal dari nama Es Cendol Elizabet tercipta," sambung Nur.
Semakin sukses membuka usaha es cendol, pundi-pundi Rupiah pun semakin deras mengalir di kantong H Rohman.
"Alhamdulililah pada 1982, Kami sekeluarga bisa pindah ke rumah baru di kawasan Inhoftank, nah rumah baru itu merupakan hasil jerih payah Ayah saya selama berjualan di Otista," tutur Nur.
Baca: Novanto Jadi Tersangka KPK, Bola Panas Kini di Kepolisian
Tetapi pada 2003 penjualan es cendol H Rohman sempat tersendat, karena banyaknya penjual es cendol yang menggunakan nama merek yang sama di sekitar Toko Elizabeth.
"Ayah Saya yang masih berjualan di depan toko cukup risih karena namanya cendolnya dipakai orang lain," ungkap Nur.
Untuk menyikapi hal tersebut, akhirnya H Rohman memutuskan untuk pindah ke lokasi Inhoftank dekat rumahnya.
Kata Nur, meski telah pindah Ayahnya tetap menggunakan merek yang sama, karena menurut Ayahnya nama tersebut telah melekat dan menjadi ikon tersendiri.
Seiring waktu berjalan, ternyata penjualannya semakin laris di sana, bahkan dalam sehari H Rohman mampu menghabiskan 300 gelas es cendol di gerobaknya.
Bahkan keuntungan yang didapatkan oleh H Rohman semakin mengalir deras dari tempat sebelumnya.
Berhubung banyaknya keuntungan yang didapatkan dan permintaan dari konsumen yang terus meningkat, maka pada akhir 2003 H Rohman memutuskan membuat toko es cendol yang nyaman dan besar.
Toko ini dibangun khusus untuk menjual dan melayani pembelian Es Cendol Elizabeth di Jalan Inhoftank.
Produk yang disuguhkan pun kemudian bertambah seiring banyaknya permintaan dari para pelanggan, diantaranya Es Goyobod, batagor, baso tahu dan mie baso.
Siapa sangka, toko Es Cendol Elizabet ini justru membuka rezeki yang lebih besar bagi H Rohman dan keluarganya.
Pelanggan yang datang pun siliih berganti setiap harinya, bahkan ada juga yang datang jauh-jauh dari luar kota.
Sehingga Es Cendol Elizabet semakin tersohor hingga ke luar daerah Jawa Barat.
Nur mengaku, dengan berdirinya toko Es Cendol Elizabet, tentunya mampu meningkatkan omset pendapatan keluarganya.
"Sementara untuk omzet yang didapat toko Es Cendol Elizabeth per harinya bisa mencapai Rp 10 juta perhari,"ungkap Nur.
"Meski awalnya hanya bermodal kecil kecilan, dengan usaha yang bersungguh-sungguh, Ayah dan Kami bisa merasakan keberhasilannya saat ini," pungkas Nur. (Fasko Dehotman)
Artikel Ini telah tayang di Tribun Jabar dengan judul: Berawal dari Gerobak Keliling, Kini H Rohman Sukses Menjadi Pengusaha Es Cendol Elizabet Bandung