Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Yuyun Bin Aa Halid (35) seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kampung Mekarmulya RT 04 RW 01, Desa Neglasari, Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, tewas setelah diduga meminum obat sakit gigi pemberian sang majikan, Jumat (10/11/2017).
Sudah lima hari jenazah Yuyun berada di negara Oman.
Pihak keluarga tak mampu memulangkan jenazah Yuyun dan masih berharap Yuyun bisa dimakamkan di kampung halaman.
Pihak keluarga mendengar bahwa gaji dua tahun Yuyun belum dibayarkan majikan.
Baca: Pria Gangguan Jiwa Pembunuh Ayahnya Ditangkap di Hutan Tak Lama Usai Warga dan Polisi Gelar Yasinan
Orangtua Yuyun, Yati (50) mengatakan ia pertama kali mendengar kabar anaknya meninggal setelah suami Yuyun mendatangi rumahnya dan mengabarkan kabar duka tersebut.
Ia kaget dan tak percaya karena sehari sebelumnya sempat mendengar kabar anaknya tersebut masih melakukan komunikasi dengan anak bungsunya.
Baca: Peran Ketua RT Tersangka Kasus Pengarak Pasangan yang Dituduh Mesum di Tangerang
"Ada mantu yang datang mengabarkan duka kalau anak saya meninggal, saya berharap ia bisa dipulangkan," kata Yati sambil terisak saat ditemui di rumahnya, Selasa (14/11/2017).
Harapan Yati belum menemukan titik terang karena hingga hari kelima belum ada kabar tentang kepulangan anaknya tersebut.
"Saya pikir bisa pulang cepat, tapi karena ia sudah tak terakomodir asuransi katanya kepulangannya tersendat," kata Yati.
Yati mengatakan bahwa satu anaknya yang lain, Sumiati (25) yang sedang berada di Arab Saudi juga telah mendengar kabar tersebut.
Baca: Polisi Lacak Perekam dan Penyebar Video Sepasang Kekasih Diarak Massa di Tangerang
"Dari penuturan adik kandung almarhumah, ia sampai meminta sumbangan di sana untuk memulangkan Yuyun," ujar Yati.
Ia mengatakan bahwa sejak mendengar kabar anaknya tersebut meninggal, pada Jumat malamnya keluarga menggelar acara tahlilan untuk almarhumah.
"Kami setiap malam di sini sudah menggelar tahlilan," kata Yati.
Suami almarhumah Yuyun, Rudi (38) mengatakan bahwa ia mendengar kabar istrinya meninggal dari rekan sesama TKW yang bekerja di Oman.
"Katanya ia sakit gigi, hendak pergi ke dokter namun diberi obat sakit gigi oleh majikannya, tak lama kemudian ia meninggal," kata Rudi.
Rudi mengatakan istrinya sudah berada di Oman selama empat tahun.
Namun dari sepengetahuannya, seharusnya kontraknya hanya dua tahun.
"Mungkin karena asuransinya sudah habis jadi susah pulang," kata Rudi.
Kepala Desa Neglasari, Andriana mengatakan bahwa ia tak mempunyai data keberangkatan warganya tersebut.
Ia mengimbau kepada warga lainnya yang akan berangkat ke luar negeri menjadi TKI agar melapor ke pihak desa.
"Saya turut berdukacita untuk almarhumah. Kebanyakan memang kami tak tahu keberangkatannya, perginya kami tidak tahu, giliran ada masalah seperti ini kami kebingungan karena tak punya data," katanya.
Andriana mengatakan semoga apa yang menjadi harapan keluarga almarhumah bisa dikabulkan pemerintah.
Ia juga berharap gaji yang belum dibayar dan menjadi tuntutan keluarga bisa dibayarkan.
Ketua RT 04 Kampung Mekarmulya, Suntara mengatakan, bahwa di lingkungan almarhumah memang banyak TKI.
Ia mencatat ada 13 orang yang pergi ke Timur Tengah di lingkungannya.
"Termasuk istri saya juga pergi menjadi TKW," katanya.
Dari data yang dimiliki Desa Neglasari, ada sekitar 120 TKI yang tercatat dan mendatangi desa sebelum berangkat ke luar negeri.
Warga mengatakan bahwa hingga saat ini masih banyak pihak sponsor yang datang ke kampung-kampung menawarkan pekerjaan menjadi TKI ke luar negeri.