News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyanderaan di Papua

Ini Daftar Aksi Penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua

Editor: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Evakuasi jenazah.(Humas Polda Papua)

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengungkapkan, dari sejumlah aksi kejahatan yang mereka lakukan, ada 21 orang yang sudah teridentifikasi dan telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

"Ada 21 orang kami nyatakan DPO dari KKB yang dipimpin Sabinus Waker. Kita berharap mereka untuk menyerahkan diri," lugasnya.

Dari 21 orang itu, rata-rata telah melakukan perbuatan melawan hukum tiga kali dan paling banyak 7 kali.

"Kalau dijumlah, semuanya 121 perkara. Atau paling sedikit 3 laporan polisi terhadap masing-masing di antara 21 orang yang kita nyatakan DPO," ucapnya.

Baca: Warga Tawarkan Rumahnya Jadi Tempat Singgah Jokowi Saat Acara Ngunduh Mantu

"Salah satu kasus yang mereka lakukan pada 1 Januari 2015. Mereka melakukan pembunuhan terhadap dua anggota Brimob di Kampung Utikini dan merampas dua pucuk senjata Steyr bersama 125 butir amunisi caliber 5,56 mm," tuturnya.

Kodam XVII/Cendrawasih menilai, pola yang dilakukan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM), yakni hit and run (menyerang dan kabur).

Hal ini dinilai pengecut dan tak sesuai dengan pernyataan mereka di media yang akan melakukan perang terbuka.

Juru Bicara Kodam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhamad Aidi, menyikapi perang terbuka yang dilakukan TPN OPM di area Freeport dan klaim penembakan anggota Brimob Polda Papua.

Aidi mengungkapkan, TPN OPM selama ini berlindung atau menjadi masyarakat sebagai tameng, sehingga menyulitkan aparat TNI dan Polri yang melakukan “operasi terpadu”.

“Kita katakan mereka adalah TPN OPM. Mereka itu menyandera masyarakat. Kalau mau perang terbuka, silahkan. Tapi jangan libatkan masyarakat. Dia mengunakan masyarakat tameng dan sampai saat ini ada sekitar 1.300 orang disandera dan mereka kini kehabisan logistik bahkan jatuh sakit,” paparnya.

Data terakhir yang dimiliki TNI, mereka berjumlah 35 orang yang memiliki senjata berstandar militer.

Senjata tersebut rampasan dan diperoleh dari pihak yang tak bisa terungkap.

“Sisanya 100 orang lebih menggunakan senjata tradisional, baik itu senjata rakitan, panah, tombak, parang, dan lain-lain. Ini data kita terakhir dan mudah-mudahan kami tak melenceng,” tuturnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini