Maka dari itu, agar kejadian ini tidak terulang, pihak sekolah akan meningkatkan pengawasan terhadap seluruh siswa yang jumlah seluruhnya mencapai 1.008 tersebut.
Untuk kegiatan praktikum karena lebih banyak dilakukan di dalam kamar, siswa akan dipisah antara laki dan perempuan.
Wakasek Manajemen Mutu, I Gede Putu Adi Negara menyebutkan, peristiwa ini terjadi pada Rabu (15/11/2017) sekitar pukul 10.00 Wita.
Saat itu siswa kelas XI sedang mengikuti praktikum loundry.
Guru saat itu memberikan tugas kelompok.
Hanya saja sedikit ada gangguan saat pratikum air keran macet.
"Nah pada saat guru memperbaiki air PDAM keluar kelas kasus itu terjadi," beber Negara.
Negara pun meyakini prilaku ini hanya keisengan.
Sebab siswa yang share video tersebut juga tidak merasa menyebarkan karena paket internet telepon genggamnya tidak aktif.
Namun, sempat dipinjam oleh temannya di kampung.
Kondisi korban sat ini dikatakannya masih syok.
"Atas kasus ini kami meminta maaf. Serta kasus ini dilakukan tanpa sengaja hanya spontanitas," katanya.
Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi di Tabanan, I Ketut Sudarma mengaku, baru mengetahui kasus tersebut Kamis (16/11/2017) sore.
Pihak sekolah telah berkordinasi ke kantor UPT Dinas Pendidikan Provinsi di Tabanan atas keputusan yang diambil.
Di antararanya memanggil orangtua siswa, dan empat pelaku dari siswa itu dikembalikan ke orangtuanya atau dikeluarkan dari sekolah.
"Artinya empat pelaku ini dikeluarkan dari sekolah sesuai tata tertib sekolah, tetapi masih diberikan kesempatan belajar sampai ulangan semester bulan November ini," jelasnya. (*)