Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ketua Badan Pemenangan Pemilu dan Pilkada DPW PKS Sumut, Satrya Yudha Wibowo menyatakan partainya mendukung Edy Rahmayadi dan Musa Rajeckshah alias Ijeck untuk maju sebagai pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut 2018-2023.
Keputusan ini, kata Satrya, diambil DPP PKS setelah melalui berbagai pertimbangan.
"Iya, saya tadi diberi tahu Ketua DPW (PKS Sumut) seperti itu. DPP telah memutuskan mendukung Edy-Ijeck," kata Satrya melalui sambungan telepon, Jumat (17/11/2017).
Menurut Anggota DPRD Sumut ini, dukungan PKS untuk Edy-Ijeck sudah ditetapkan sejak beberapa waktu lalu. Namun baru saat ini diumumkan.
Baca: Terungkap Alasan Sejumlah WNI Minta Visa Suaka ke Jepang
"Kan memang dari kemarin itu sudah begitu (mendukung Edy-Ijeck). Tapi ya saat ini lah baru diumumkan," kata Satrya.
Satrya menambahkan, rekomendasi pasangan Edy-Ijeck bukan berasal dari DPW PKS Sumut.
Sebab, DPW PKS Sumut sebelumnya juga merekomendasikan sejumlah nama sosok yang berasal dari internal atau kader partai.
Di antaranya adalah Tifatul Sembiring, Iskan Qolba Lubis, Anshory Siregar, Muhammad Hafez dan Satrya Yudha Wibowo.
Baca: Pengacara: Pak Novanto Tidur Terus, Enggak Bangun-bangun
"Kalau untuk kader prosesnya itu melalui PUI atau Pemilihan Umum Internal. Tapi kalau yang dari eksternal itu DPP yang memutuskan," katanya.
Sementara itu, Ketua DPW PKS Sumut Muhammad Hafez belum bisa dikonfirmasi soal dukungan ini. Hafez tak menjawab panggilan telepon saat dihubungi.
Kabar beredar, Partai Gerindra sudah memastikan mengusung Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi dalam Pilgub Sumut 2018.
Hal ini disampaikan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani saat Rakorda Gerindra Sumut di Medan, Sabtu (18/11/2017).
Baca: Ketatnya Pengamanan Setya Novanto ketika Dirawat di RSCM, Wartawan pun Tak Boleh Pipis di RS
Sementara, Ketua DPD Gerindra Sumut Gus Irawan diminta Prabowo Subianto untuk berkonsentrasi pada dunia politik di tingkat nasional.
"Gus Irawan sudah dipanggil Pak Prabowo, beliau diminta agar konsentrasi di tingkat nasional. Ini untuk berbagi tugas dalam memenangkan pemilu. Kita harus lihat kepentingan nasionalnya," kata Ahmad.