“Saat mau daftar polisi, kisaran tahun 1999 saya matur kepada guru saya di Jombang. Beliau pesan, kalau mau jadi polisi harus bisa bermanfaat,” terang dia.
Kalimat dari sang guru tersebut, kiranya yang menjadi 'jimat' kehidupan bagi Brigadir Ali untuk meniti masa depan.
Dan benar saja, setelah jadi polisi setiap bulan ia rela sisihkan sebagian penghasilannya untuk menyantuni anak-anak yatim tersebut.
Bahkan, bukan hanya anak-anak yatim dalam Yayasan Bumi Damai yang ia salurkan bantuan.
Ia juga kerap kali menyalurkan bantuan berupa sembako ke daerah-daerah pelosok.
“Setiap bulan alhamdulillah, saya punya agenda menyalurkan bantuan kepada orang-orang jompo di daerah-daerah pelosok,” tuturnya.
Dar imana uang untuk menyalurkan bantuan dan menghidupi ratusan anak yatim ini?
Ia tampak tersenyum dan menjawab dengan tenang. “Alhamdulilah, Allah yang mengatur ini semua. Semua sudah ada rezekinya,”ujar dia.
Ia kemudian melanjutkan, selain menjadi anggota polisi ia juga bekerja sebagai seorang security di sebuah di wilayah Prawirotaman.
Selain itu, ia juga mengaku memiliki usaha carter mobil dan sewa sound system untuk warga masyarakat yang memiliki hajatan.
Dari unit usaha dan bekerja keras itu lah ia menghidupi semua anak yatim dan orang-orang jompo di daearh-daerah pelosok.
Kendati demikian, ia juga tidak menampik ada beberaa donatur yang turut membantu.
“Ada juga donatur, yang kadangkala menitipkan hartanya kepada saya untuk disalurkan,” urainya
Rumah Singgah Yayasan Bumi Damai ini terletak di Jalan Purbayan, Gang Janoko, Kotagede, Yogyakarta.