News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pernikahan Putri Jokowi

Saat Prosesi Pernikahan Bobby dan Kahiyang akan Dibawa ke Tepian Raya, Ini Maknanya

Penulis: Jefri Susetio
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Begini Suasana Kedatangan Bobby Kahiyang dalam Prosesi Pemberian Marga

Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Pemilik Grup Kesenian Mandailing Gunung Kelabu Pakantan, Gembira Bakti Lubis mengatakan, pesta adat pernikahan Bobby Nasution-Kahiyang Ayu dilaksanakan pada 24-25 November 2017.

"Materi yang kami buat pertama kedua pengantin dibawa beriringan dengan rombongan ke tepian raya martua. Jadi kalau adat Mandailing penganti yang sudah melaksanakan akad nikah sah sebagai suami-istri berarti sudah muhrim," ujarnya saat wawancara bersama Tribun-Medan.com, beberapa hari lalu.

Ia menjelaskan, pengantin dibawa ke tepian raya (pinggir sungai yang punya lubuk dalam).

Biasanya, tepian raya digunakan untuk mandi sehingga pengantin dibawa ke tepian raya untuk menghanyutkan masa muda mereka.

"Mereka sudah suami-istri jangan lagi hendaknya sebagai anak muda tidak ada halangan mau pergi dan pulang. Setelah pulang dari tapian raya kita upah-upah, ada ayam, ikan, udang, garam dan jahe serta telur ayam kampung," katanya.

Baca: Bobby Nasution Berharap Kahiyang Bisa Menjaga Marga yang Diberikan Raja-raja

Menurutnya, upah-upah penganti mengandung beberapa makna.

Seperti makan ayam yang berarti ayam selalu berkokok membangunkan orang saat subuh.

Oleh sebab itu, harapannya secara otomatis pengantin melaksanakan salat.

Kemudian, setiap malam ayam selalu bertanggungjawab kepada anak-anaknya. Setelah itu, makna ikan sungai yang tidak mau hidup di air keruh. Sehingga, hidup mereka diharapkan lurus saja.

Dia mengungkapkan, makna udang pada makanan upah-upah, bila ada masalah sebaiknya berjalan seperti udang mundur.

Baca: JAMAN Sumut Siap Sukseskan Resepsi Pernikahan Kahiyang dan Bobby di Medan

Bila kedua pasangan tidak ada yang mengalah sulit untuk menyelesaikan masalah dalam rumah tangga.

"Ada garam sehebat apapun kerbau yang dipotong, masakan yang dimasak kalau tidak ada garam hambar rasanya. Artinya, kita harus bermanfaat bagi orang banyak," ujarnya.

Selain itu, ada jahe supaya masakan ada pedas maupun manis sehingga, harus berjuang dengan keras supaya berhasil.

Dan, ada telur ayam kampung yang disuruh ambil kuningnya.

"Setiap berusaha mudah-mudahan dapat mas-nya. Ada banyak orang yang mengikuti adat. Ada juga para raja raja. Habis diupah-upah dilanjutkan manortor pengantin. Mereka minta maaf kepada kedua orangtuanya," katanya. (tio/tribun-medan.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini