TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA - Gunung Agung hingga Selasa (28/11/2017) pagi masih terus mengalamai erupsi magmatik.
Tinggi kepulan asap pekat dan abu vulkanik mengarah ke barat, membuat Bandara Ngurah Rai kembali ditutup hingga 24 jam ke depan.
"Belum ada perkembangan yang signifikan terhadap aktivitas Gunung Agung hari ini. Aktivitas vulkanik Gunung Agung masih sangat tinggi. Kawah masih terus mengeluarkan abu vulkanik, dan sinar api juga masih teramati. Kita pantau terus aktivitas vulkanik Gunung Agung, karena sejauh ini belum ada tanda-tanda Gunung Agung mengalami penurunan aktivitas vulkanik," jelas Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, I Gede Suantika, Selasa (28/11/2017).
Baca: Penutupan Operasional Bandara Ngurah Rai Diperpanjang hingga Rabu Pagi
Hanya saja Senin (27/11/2017) malam, PVMBG sempat mengamati adanya semburan lava dari dalam kawah.
Ia menggambarkan semburan lava pijar tersebut seperti halnya air mancur.
"Semburannya hanya di dalam kawah, dan tidak tinggi-tinggi amat. Belum sampai meluber keluar kawah. Kami menyebutnya ini strombolian. Jadi lavanya itu menyembur pendek seperti itu. Ini belum letusan ekplosif Gunung Agung," jelas Gede Suantika.
Selain itu, erupsi Senin (27/11/2017) malam juga menunjukkan ada lubang baru di kawah Gunung Agung.
Lubang lama mengeluarkan asap sulfatara berwarna putih yang mengandung uap air.
Sementara lubang baru mengeluarkan asap pekat berwarna kelabu karena mengeluarkan abu vulkanik.
Baca: Airlangga Hartarto Minta Restu Jokowi Ikut Bertarung Gantikan Posisi Setya Novanto
"Sekarang ini proses lava terus menerus naik untuk penuhi kawah gunung. Fase tremor yang terekam merupakan tanda magma terus ke atas, dan lava sudah muncul di kawah. Kita pantau apakah tremor ini amplitudonya membesar? Kalau membesar berarti volume yang akam ke luar akan lebih besar. Hari ini amplitudo tremornya lebih kecil, dari kemarin. Tapi keluarnya lava terus berlangsung," terangnya.
Sementara pantauan Tribun Bali, meskipun status Gunung Agung sudah bersatus Awas, Selasa (27/11/2017) pagi, beberapa warga di Desa Selat yang berjarak sekitar 10 km dari kawah Gunung Agung masih berkativitas seperti biasa.
"Kebetulan saat ini kami akan panen padi. Nanti setelah panen, barulah kami kembali mengungsi ke Sidemen," jelas Wayan Santi.