Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kaltim-Kaltara menggelar aksi damai di simpang empat mall Lembuswana, Samarinda, Kalimantan Timur.
Aksi yang dilakukan sekitar pukul 13.30 Wita itu merupakan aksi yang didasari akibat pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel, pada 6 Desember silam.
Baca: Foto-foto Postingan Terakhir Karmila Jelang Ajal, Diduga Meninggal Dibunuh
Pernyataan itupun mendapatkan kecaman dari berbagai negara di dunia, organisasi oraganisasi yang ada, termasuk KAMMI Kaltim-Kaltara.
Dalam orasinya, mahasiswa menilai, pernyataan Trump tersebut dapat mengguncang stabilitas keamanan dunia, dan jika hak itu dibiarkan, maka penjajahan di bumi Palestina akan semakin panjang.
"Aksi ini memang terkait dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat yang memindahkan ibu kota Israel ke Yerussalem. Seharusnya hal itu tidak dilakukan, karena itu merupakan kota suci umat Islam," ucap Korlap Aksi, M Said, Jumat (8/12/2017).
Dia pun mengajak warga kota Tepian--sebutan Samarinda, untuk turut peduli terhadap nasib warga Palestina.
"Walau raga kita tidak bersama mereka, tapi kita harus turut peduli, mereka saudara kita, mereka butuh doa dan dukungan kita," ucapnya.
"Dan, pemerintah Indonesia harus bertindak tegas," tambahnya.
Akibat hal itu, KAMMI Kaltim-Kaltara menyatakan sikap, sebagai berikut :
- Mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerussalem sebagai ibu kota Israel
- Mendesak pemerintah Indonesia agar bertindak tegas terhadap majelis umum PBB
- Menghimbau kepada seluruh umat beragama di Kaltim-Kaltara untuk memanjatkan doa agar pengakuan sepihak Presiden Amerika Serikat, tentang Yerussalem sebagai ibu kota Israel dianulir.