Laporan wartawan Tribun Jabar, Yudha Maulana
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Syahroni (34) hanya terbaring lemas di tikar yang digelar di tengah rumahnya di Kp. Cilebak RT 02/02 Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.
Pria yang akrab disapa Oni, itu lumpuh akibat kecelakaan kerja, 2014 lalu.
Ayah beranak dua itu mengatakan, kelumpuhan ia dapatkan ketika bekerja sebagai kuli bangunan atau tukang batu di Buah Batu, Kota Bandung.
Naas, tembok bangunan yang akan diruntuhkannya jatuh menimpa setengah bagian tubuhnya.
Baca: Kata-kata Terakhir Sopir Go-Car Sebelum Dieksekusi Pembunuh Berdarah Dingin
Baca: Ibu Muda Kaget Tiba-tiba ABG Ini Masuk Kamarnya dan Langsung Main Remas
"Setelah itu saya dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) untuk menjalani perawatan dan operasi di bagian perut karena saya tidak bisa membuang kotoran secara normal, biayanya saat itu Rp 30 juta dengan biaya sendiri," ujar Oni di kediamannya, Jumat (15/12/2017).
Biaya operasi tersebut, ujar Oni, didapatkannya setelah menjual cepat rumahnya yang tak jauh dari kediamannya sekarang.
Pasalnya, uang puluhan juta tersebut bukan uang yang mudah didapatkan oleh kuli bangunan sepertinya.
"Sekarang saya tinggal di rumah milik orang tua, rumah saya sudah dijual," kata Oni.
Pasca-operasi ia memiliki cukup uang untuk mendaftar dan berobat dengan menggunakan kartu BPJS Kesehatan.
Namun, karena terdesak kebutuhan rumah tangga lainnya, iuran BPJS tak bisa ia bayar.
Meskipun sang istri, Mimin Aminah (30) menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja di sebuah konveksi di wilayah Kopo.
Oni mengira kondisinya akan membaik, namun justru sebaliknya, luka yang didapatkannya malah terinfeksi.
Infeksinya pun menjalar ke bagian kemaluan, bokong, paha dan daerah belakang kantung kemih.
Tampak lubang yang menganga di titik-titik yang luka dan tercium bau yang tak sedap.
"Untuk buang air kecil pun, tak bisa melalui kemaluan (karena terinfeksi), cairan pun keluar dari lubang di belakang kantung kemih, mengalir begitu saja keluar," katanya.
Kaki Oni pun tampak kurus, kering dan mengecil jika dibandingkan dengan proporsi badannya. Terdapat luka lecet di belakang badanya, karena terlalu sering berbaring.
"Kemarin sempat bisa duduk sebentar, tapi sekarang tak bisa karena sakit," katanya.
Oni bersyukur memiliki istri dan anak-anak yang tabah dan sabar menghadapi penyakit yang dideritanya.
Dua anaknya, Witri Novianti (14) dan Julia Putri Sahroni (9) mau merawat dirinya.
"Kadang saya digendong untuk di bawa ke kamar mandi, mereka mau membersihkan alas tidur saya, saya benar-benar bersyukur," kata Oni dengan mata berkaca-kaca.
Ia berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk perawatan luka yang dikhawatirkan semakin kronis.
"Saya juga memikirkan pendidikan anak-anak, karena anak yang paling besar mau masuk ke SMK, tapi saya tidak ada biaya, karena tak bisa bekerja," katanya.(*)