TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh muda Minang yang juga Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang, Andre Rosiade menulis surat terbuka untuk Menteri BUMN Rini Soemarno.
Ini terkait persoalan PT Semen Padang yang berlarut-larut.
Berikut isi suratnya:
Aspirasi kami dari Masyarakat Minang mengenai Semen Padang untuk Menteri BUMN Rini Soemarno
Assalamualaikum wr wb
Ibu Rini Menteri BUMN yang kami hormati,
Izinkan kami Andre Rosiade Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang yang beberapa hari yang lalu mengirimkan surat terbuka yang dikirimkan kepada Presiden Jokowi tentang pengkerdilan PT Semen Padang dan hilangnya spin off PT Semen Padang.
Bu Menteri yang kami hormati,
Surat kami ini telah mendapatkan reaksi dari seluruh masyarakat Sumatera Barat dan karyawan PT Semen Padang. Disamping itu Serikat Karyawan Semen Tonasa juga telah menyampaikan aspirasi menolak likuidasi Direktorat Komersial dari opco ke holding dan meminta agar Dirut dan jajaran Direksi PT Semen Indonesia memahami blue print PT Semen Indonesia sebagai holding company yang telah ditetapkan tahun 2012 lalu.
Dimana telah dipisahkan fungsi PT Semen Indonesia selaku strategic holding dan PT Semen Padang, PT Semen Gresik dan PT Semen Tonasa selaku operating company. Kebijakan melikuidasi direktorat komersial dan kemudian menyusul direktorat keuangan akan menjadikan PT Semen Padang selaku opco hanya sebagai unit produksian tidak lagi merupakan sebuah korporasi.
Baca: Surat Terbuka Tokoh Muda Minang untuk Presiden Jokowi Mengenai Semen Padang
Di samping itu pemangkasan anggaran CSR PT Semen Padang untuk tahun 2018, yang jauh dibawah anggaran tahun 2017 juga akan berdampak bagi masyarakat sekitar. Perlu diketahui bahwa bagi masyarakat Sumatera Barat dan Lubuk Kilangan, PT Semen Padang adalah satu-satunya industri besar. Kebanggaan masyarakat yang lahir dan tumbuh atas peran masyarakat dan ninik mamak, melalui penyerahan tanah ulayat untuk dimanfaatkan oleh perusahaan. Tidak ada transaksi jual beli terhadap pemanfaatan tanah ulayat ini, sebagaimana PT Semen Gresik di Gresik maupun di Tuban.
Jika manfaat sudah selesai, tanah kembali lagi ke masyarakat. Saat ini masyarakat Lubuk Kilangan telah menjadi resah oleh kebijakan Direksi PT Semen Indonesia. Ninik mamak dan masyarakat telah membahas kebijakan-kebijakan yang mengabaikan kesejahteraan masyarakat lingkungan. Adalah wajar bagi PT Semen Padang memberikan anggaran CSR yang cukup utk kesejahteraan masyarakat di Nagari, karena tanah diambil secara cuma-cuma, tidak dibeli diserahkan begitu saja. Pemotongan anggaran CSR ini telah melukai hati masyarakat Lubuk Kilangan. Tanah ulayat nagari Lubuk Kilangan diserahkan ke PT Semen Padang, bukan ke PT Semen Indonesia.
Dirut dan jajaran Direksi PT. Semen Indonesia harus tahu hal ini sebelum membuat kebijakan-kebijakan. Untuk itu kami meminta kepada ibu Menteri agar memerintahkan Dirut meninjau ulang kembali kebijakan ini sebelum ninik mamak dan masyarakat menarik kembali penyerahan penggunaan ulayat mereka ini.
Bu Menteri yang kami hormati,
Setelah membaca laporan kinerja PT Semen Indonesia untuk tahun 2017, yang anjlok tidak sampai 2 T, dibandingkan tahun 2016 sekitar 6 T dan penurunan EBITDA menjadi 19% dibandingkan 40 % ditahun 2012 adalah sangat memprihatinkan. Kondisi pasar yang over supply dijadikan salah satu penyebab penurunan kinerja ini. Program-program efisiensi operasional perusahaan telah berhasil dijalankan dengan baik oleh dirut PT Semen Indonesia sebelumnya, Rizkan Chandra (alm).
Sampai saat ini PT Semen Indonesia masih menguasai market share 40%, turun dibandingkan pada 5 tahun lalu. Dalam kondisi pasar yang over supply 30% dari demand dan banyaknya pesaing baru adalah sebuah prestasi yang cukup perlu diapresiasi. Semua ini diperoleh berkat kerja seluruh opco dibawah koordinasi PT Semen Indonesia selaku holding company selama ini.