TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Dua Warga Negara Asing (WNA) asal Australia nekat mendaki Gunung Agung dari jalur Pura Pasar Agung Sebudi, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, Bali, Kamis (4/1/2018).
Mereka adalah Ricky Tonacia (34) dan Jack Dennaro (26).
Keduanya menginap di daerah Canggu, Kabupaten Badung.
Kapolsek Selat, AKP I Made Sudartawan, menyatakan kedua bule ini nekat naik Gunung Agung karena senang traveling, dan penasaran dengan erupsi Giri Tohlangkir.
Sebelumnya sudah ada empat bule yang mendaki Gunung Agung yang sedang erupsi dengan alasan serupa.
Kedua WNA Australia itu berangkat dari penginapan pukul 21.00 Wita dengan diantar sopir travel freelance, Gusti Gede Putu Merta dan Gusti Putu Ngurah Bagus.
Baca: Anak Muda Indonesia Banyak yang Tak Mengenal Ratna Sari Dewi, Perempuan Jepang Istri Soekarno
Semula WNA ini ingin diantar ke pura terbesar di Karangasem.
Sopir travel langsung membawa ke Besakih.
Mereka sampai di parkiran Besakih sekitar pukul 23.30 Wita.
Tapi bule tersebut menyatakan salah jalan, dan mengarahkan sopir ke lokasi yang dituju yakni Pura Pasar Agung Sebudi.
"Sekitar pukul 01.00 Wita si bule tiba di portal di Dusun Sogra, Desa Sebudi. Kedua bule ini berjalan kaki dari portal ke Pura Pasar Agung karena portal dikunci. Sedangkan dua sopir disuruh turun, dan minta dijemput sekitar pukul 10.00 Wita," kata Sudartawan, kemarin.
Baca: Pelelangan Pertama dan Terakhir di Tsukiji Jepang, Ikan Tuna Terjual Rp 4,3 Miliar
Sebelum berangkat ke puncak Gunung Agung, kedua bule itu sempat diingatkan oleh sopir.
Mereka dilarang memasuki area Pura Pasar Agung, apalagi melakukan pendakian.
Namun mereka tak mengindahkan ucapan sopir, dan tetap naik ke atas.
Mereka hanya bawa peralatan untuk mendaki.
"Setelah naik, sopir turun ke bawah untuk beristirahat di Desa Selat. Sekitar pukul 08.30 Wita, sopir tersebut kembali jemput wisatawan di tempat semula dan bertemu relawan Pasebaya, dan mengaku jemput dua bule yang naik ke atas. Pukul 10.00 Wita wisman tiba di bawah," imbuh Sudartawan.
Ketua Pasebaya Gunung Agung, Gede Pawana menambahkan, yang pertama melihat ada bule mendaki Gunung Agung relawan Pasebaya bernama Bayu.
Ia melihat ada lampu menyala sekitar Gunung Agung.
Di pagi hari petugas Pasebaya langsung ke portal memastikan informasi tersebut.
Sopir dan dua wisatawan langsung dibawa ke Mapolsek Selat untuk dimintai keterangan.
Dari hasil pengakuan di Mapolsek, kedua orang asing itu mendaki lantaran mendapat informasi dari pemilik hotel jika Gunung Agung statusnya aman.
Daerah yang berada di lereng masih bisa dikunjungi.
Mendengar pengakuan bule tersebut, Pawana tampak emosi.
Pria yang kini menjabat sebagai Perbekel Duda Timur mengatakan petugas hotel tidak sportif dalam mempromosikan pariwisata.
Baca: Jawa Barat Sering Terjadi Gempa, Berikut Penjelasan BMKG
"Daerah masuk zona merah, malah dikatakan aman. Kalau ingin promosikan wisata yang baik-lah," ujarnya.
"Dari kemarin sampai sekarang sekitar belasan wisman hendak naik ke Pura Pasar Agung, tapi kami tak izinkan. Alasannya mereka naik karena mendapat informasi dari hotel jika kondisi Gunung Agung aman. Bule yang naik ke gunung berpatokan dengan informasi ini," tambah Pawana.
Seharusnya, kata Pawana, hotel memberi informasi terbaik untuk kepentingan pariwisata.
Bukan malah beri info yang salah.
Seandainya terjadi sesuatu kepada si bule, dampaknya pasti ke pariwisata.
Pasebaya dan relawan lainnya juga terbebani jika seandainya terjadi sesuatu kepada para wisatawan.
Adapun kedua WNA Australia tersebut beserta sopir diminta membuat surat pernyataan, dan tidak mengulang perbuatannya.
Mereka kemudian dipersilakan kembali ke penginapan.