TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Dulhasim (64) kaget melihat sesosok jasad bayi saat ia membersihkan saluran irigasi di RT 10/ RW 2, Kelurahan Dinoyo, Lowokwaru, Kota Malang, Kamis (11/1/2018).
Bayi itu ditemukan Dulhasim terbungkus dalam kresek warna merah sekitar pukul 11.30 WIB.
Dulhasim saat ditemui wartawan menjelaskan, itu kali pertama ia menemukan jasad bayi saat membersihkan saluran irigasi.
Ia pun mengaku kaget atas temuan itu.
"Saya langsung suruh anak saya lapor ke polisi. Tak lama kemudian polisi datang ke sini," ujarnya, Kamis (11/1/2018).
Dari ciri-ciri yang ia jelaskan, bayi itu masih dalam kondisi segar.
Namun tubuhnya sudah membiru. Walaupun begitu, tidak mengeluarkan bau busuk.
"Kondisinya tersangkut di jeruji saluran. Kalau tidak tersangkut pasti sudah hanyut ke bawah," kata Dulhasim.
Diperkirakan berat bayi itu sekitar 3 kg.
Tidak ada bekas luka ataupun bekas pukulan pada bayi perempuan yang ditemukan itu.
Rambutnya belum terlalu panjang dan berwarna hitam pekat.
"Kondisinya masih utuh. Siapa yang membuang itu? Kalau tahu aku jewer kupingnya," ungkap Dulhasim.
Kapolsek Lowokwaru Kompol Pujiyono mengatakan, usia bayi diperkirakan sekitar satu hari.
Baca: Kapolda Baru Jambi Sujud Syukur Ketika Tahu Ditugaskan di Tanah Kelahirannya
Hal itu mengacu dari kondisi bayi yang masih segar dan belum membusuk. Diperkirakan bayi hanyut dari sungai atas.
"Kondisinya masih segar, kemungkinan masih kemarin malam dibuang," terangnya.
Pujiyono juga menjelaskan bayi terbungkus di dalam kresek warna merah. Kresek itu diikat sehingga bayi tidak terlihat begitu jelas dari luar.
Menanggapi temuan itu, polisi segera melakukan pengecekan ke rumah sakit dan puskesmas untuk mencari daftar ibu melahirkan.
"Kami sudah lakukan pengecekan di sejumlah tempat rumah bersalin, termasuk rumah sakit dan puskesmas. Tim sudah turun," ujarnya.
Setelah dievakuasi, bayi tersebut dibawa ke RSSA untuk mendapatkan pelayanan medis.
Ibu Bayi Diamankan
Warga Joyo Tambaksari, RT 1/RW 1 mengamankan seorang perempuan bernama UYRU (23) yang diduga pelaku pembuangan bayi di saluran irigasi RT 10/ RW 2 Jl Simpang Gajayana, Kamis (11/1/2018).
Saat ini perempuan yang diduga membuang bayi tersebut berada di Polsek Lowokwaru.
Edy Harianto, Ketua RT 1 mengatakan, warga mendatangi terduga sekitar pukul 17.00 WIB.
Saat itu ada lima orang warga yang datang.
Baca: Manuver Rhoma Kandas di MK, Partai Baru Tak Bisa Ajukan Capres
Tak lama kemudian sejumlah warga berduyun-duyun datang.
"Kecurigaan warga berawal ketika melihat perut terduga mengempes. Sebelumnya terlihat besar," ujarnya, Kamis (11/1/2018).
"Kami masih menduga," tegas Edy.
Kecurigaan lainnya adalah ketika warga mengetahui sejumlah barang milik terduga ditaruh di depan kos.
Warga menduga kalau perempuan yang mengaku berasal Kediri itu akan pindah kos.
"Sebelum akhirnya pindah maka kami datangi dulu. Mobil yang akan membawa barang kami usir," ujar Edy.
Edy juga menjelaskan di tempat kos terduga terdapat bercak darah.
Namun belum diketahui pasti darah tersebut apakah darah karena proses melahirkan atau bukan.
UYRU terlihat dalam kondisi baik. Ia juga beberapa kali terlihat tersenyum. Ia didampingi aktivis dari Women's Crisis Centre.
Saat ini petugas kepolisian akan menjalani pemeriksaan dan olah TKP. Kabarnya, terduga akan dibawa ke unit PPA Polres Malang Kota.
Korban Perkosaan
Maryam Jameelah (21), psikolog Women's Crisis Centre (WCC) Dian Mutiara yang mendampingi UYRU (23) menganjurkan agar warga tidak keburu menuduh hal yang negatif kepada UYRU.
Pasalnya, UYRU adalah korban pemerkosaan dari lelaki yang tidak bertanggungjawab.
"Jangan buru-buru menyebut pelaku. Dia adalah korban," ujarnya, Kamis (11/1/2018) di Mapolsek Lowokwaru.
Baca: Itochu Jepang Investasi Strategis 78,75 Juta Dolar Singapura ke Kelompok Lippo
Mila, sapaan akrab Jameelah menceritakan, sembilan bulan lalu UYRU diperkosa oleh seseorang yang tak ia kenal.
Ia diperkosa oleh lelaki dari temannya UYRU.
"Sembilan bulan yang lalu diperkosa oleh lelaki dari temannya. Dia gak kenal. Dia gak menyadari hamil," kata dia.
Mila melanjutkan, lelaki yang menghamili itu diketahui lari ke Kalimantan.
Setelah itu, lelaki tersebut hilang kontak.
Di sisi lain, Mila juga mengatakan kalau UYRU adalah tulang punggung keluarga.
Dia memikiki seorang ibu yang sakit kanker payudara stadium empat.
"Dia juga menghidupi dua orang adiknya," kisahnya.
Kepada Mila, UYRU menceritakan kalau ia melahirkan di dalam kos saat maghrib.
Saat melahirkan, bayinya sudah tidak bernyawa.
UYRU terpaksa melahirkan di dalam kos karena tidak memiliki biaya untuk proses bersalin di rumah sakit.
Tengah malam, UYRU lantas membuang bayinya di saluran irigasi seorang diri.
"Ia saat itu bingung harus bagaimana. Padahal sebelumnya ia mau pulang ke Sidoarjo (sebelumnya disebutkan asal Kediri) dan bertanggungjawab terhadap anak yang ia kandung," ujarnya.
Mila juga menjelaskan UYRU menunggak membayar kos sehingga ia diusir dari tempat kosnya.
Bahkan UYRU diketahui belum makan karena tidak punya uang.
"Sebetulnya ia mau pindah tapi belum punya uang. Bahkan makan pun susah, tadi aku belikan makanan," ungkapnya.
WCC Dian Mutiara akan memberikan pendampingan hukum dan psikologis kepada UYRU.
Aktivis WCC akan mendampingi untuk membantu memberikan pemulihan dari trauma.
"Yang terpenting ketika kembali ke masyarakat sudah pulih. Dia bisa menjadi manusia yang utuh," tegasnya.
Hingga pukul 22.37 WIB, UYRU masih menjalani pemeriksaan di Mapolsek Lowokwaru.
Setelah menjalani pemeriksaan di Polsek Lowokwaru, UYRU rencananya akan dibawa ke Unit PPA Polres Malang Kota. (Benni Indo)