Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, BANJARENEGARA – Fenomena tanah bergerak menimbulkan puluhan rumah di Kabupaten Banjarnegara rusak.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menginap di desa bencana ini untuk menenangkan warga yang mengungsi.
Ganjar tiba di Dusun Pramen, Desa Bantar, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara pada Senin (15/1/2018) pukul 23.30 WIB.
Ia menginap di rumah salah satu warga setempat. Selasa ( 16/1/2018) pagi, ia meninjau lokasi tanah bergerak yang membuat belasan rumah rusak bahkan ada yang sampai rata dengan tanah.
Baca: Soal Dukungan di Pilgub Jateng, Hanura Bersikap Pragmatis
Baca: Ganjar Minta Masyarakat Mampu Saring Residu Negatif Konten Digital
Ia meninjau bersama Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono dan Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Sarwa Pramana serta beberapa pejabat provinsi.
Satu per satu rumah yang rusak ditengok. Wilayah yang menjadi pengungsian warga juga dikunjungi.
“Yang penting, sekarang kesehatan dulu dijaga, kalau makanan dan logistik lain insya Allah tidak kekurangan nggih, nanti rumahnya dipindah di lokasi yang aman,” kata ganjar pada warga.
Ganjar juga menyempatkan mampir di Taman Kanak-kanak Siti Masithah PGRI Bantar yang dekat dengan lokasi bencana. Ia mengajak beberapa anak bernyanyi diiringi tepukan tangan guru dan orang tua.
Longsor dan tanah bergerak di Dusun Pramen membuat 14 rumah rusak. Jalan desa sepanjang sekitar 400 meter anjlok, hingga mengakibatkan dusun Sikenong dan Suwidak, terisolir.
Data di posko Desa Bantar mencatat 115 kepala keluarga dengan total 398 jiwa telah terdampak.
Menurut Ganjar, Badan Geologi sudah memasang tanda yang memisahkan daerah aman dan bahaya. Maka ia mengingatkan, masyarakat jangan melampaui garis.
“Untuk logistik sudah cukup. Sekarang kita siapkan relokasi, tanah sudah disiapkan dan harus cepat dari sisi administrasi," tegasnya.
Sebagai upaya percepatan pembangunan perumahan relokasi, pemprov akan bekerjasama dengan Pemkab Banjarnegara sebagai penyedia tanah. Untuk bangunan, dialokasikan dari dana pemprov per rumah Rp 25 juta.
“Kita carikan relawan yang bantu bangun dan arsitek yang bagus sehingga bangunannya tahan gempa," pintanya.
Sementara Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng Sarwa Pramana menambahkan, khusus untuk penanganan darurat bencana yanga da saat ini, Pemprov Jateng menyalurkan bantuan senilai Rp 132 juta.
“Yang Rp 32 juta untuk pipanisasi saluran air bersih dusun terisolir, yang Rp 100 juta untuk operasional penanganan bencana,” kata dia.