TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Ketua Arus Bawah Jokowi (ABJ) Provinsi Sumatera Utara, Parulian Silalahi, mengingatkan kembali bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) langsung hendaknya tidak diartikan secara sempit.
Yakni bahwa calonnya harus merupakan putra asli daerah.
Terpenting, calon pemimpin di suatu daerah merupakan sosok yang berkarakter, berkelakuan baik, profesional, bersih dari korupsi, pro terhadap wong cilik dan telah teruji dalam memimpin birokrasi pemerintahan.
Hal itu, kata dia, ada pada sosok Djarot Saiful Hidayat yang maju sebagai calon gubernur Sumut 2018 berpasangan dengan calon wakil gubernur Sihar Sitorus.
"Kepemimpinan Pak Djarot di birokrasi pemerintahan tidak perlu diragukan, beliau pernah menjadi Wali Kota Blitar dua periode 2000-2005 dan 2005-2010, kemudian diberi amanah menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta 2014-2017 dan Gubernur DKI Jakarta 2017," terang Parulian dalam keterangannya, Sabtu (20/1/2018).
Baca: Relawan Arus Bawah Jokowi Dukung Djarot-Sihar di Pilkada Sumut 2018
Diungkapkan, saat memimpin Kota Blitar, Djarot dengan baik bisa menata pedagang kaki lima. Tidak heran kemudian diganjar berbagai penghargaan. Beberapa diantaranya adalah penghargaan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah di tahun 2008, Penghargaan Terbaik Citizen's Charter Bidang Kesehatan Anugerah Adipura berturut-turut pada Tahun 2006, Tahun 2007 dan Tahun 2008.
Begitu juga saat diberi amanah di DKI, Djarot yang lahir di Gorontalo pada 30 Oktober 1955 dengan kepemimpinannya mampu memperbaiki pelayanan birokrasi kepada warga di Ibu Kota.
"Dengan menggandeng Sihar Sitorus, menurut kami Djarot-Sihar Sitorus ini adalah pasangan pas, pasangan ideal untuk Sumut ke depan yang lebih baik," terang Parulian mengenai sosok Sihar Pangihutan Hamonangan Sitorus Pane atau familiar disebut Sihar Sitorus, pasangan Djarot di Pilgub Sumut 2018.
Seperti halnya Djarot, ABJ Sumut menyatakan bahwa kemampuan Sihar Sitorus tidak perlu diragukan lagi. Selain sebagai putra daerah, pengalaman Sihar Sitorus dalam memimpin organisasi sudah lebih dari cukup. Beliau pernah menjadi Ketua Umum PSMS Medan dan mendirikan tiga klub sepakbola yaitu Medan Chiefs Deli Serdang dan Pro Titan, dan Nusaina Fans Club (FC).
Pria kelahiran 13 Juli 1968 itu juga pernah menjabat sebagai anggota komite eksekutif (Exco) PSSI. Atas kemampuannya itu pula, pada Pilpres 2014 ia didaulat Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai salah satu dari 120 menjadi Juru Kampanye Nasional Jokowi-JK.
"Mau putra daerah atau bukan, masyarakat Sumut harus lebih cerdas dalam menentukan calon pemimpin Sumut ke depan. Terpenting calon pemimpin di suatu daerah merupakan sosok yang berkarakter, berkelakuan baik, profesional, bersih dari korupsi, pro terhadap wong cilik dan telah teruji dalam memimpin birokrasi pemerintahan," tutup Parulian Silalahi.