Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akbar Hari Mukti
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Pemerintah berencana mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pun bereaksi.
Ditemui saat menginspeksi secara mendadak Pasar Gede, Solo, Sabtu (20/1/2018), Ganjar menilai beras impor ini tidak perlu masuk ke wilayah Jateng.
"Jateng tidak perlulah beras impor. Diberikan saja ke tempat lain yang membutuhkan. Saya tegaskan beras di Jateng sudah cukup," papar Ganjar.
Ganjar menilai stok beras di Jateng masih mencukupi hingga Maret 2018. Ia memprediksi pada Februari nanti diperkirakan sudah memasuki masa panen.
Baca: Sudirman Said: Pilkada Jateng Tak Harus Panas, Insya Allah Kondusif
Baca: Nelayan Pantura Dapat Gunakan Cantrang, Ganjar Ucapkan Ini untuk Menteri Susi
"Sebentar lagi kita akan panen. Wilayah Grobogan sudah ada yang panen. Lalu Kudus dan juga Sragen sudah ada yang panen. Saat ini memang sedang mulai. Bulog bakal siap-siap membeli gabah petani," ujar dia.
Guna mencegah masuknya beras ke wilayah Jateng, Ganjar mengaku bakal segera memantau jalur-jalur distribusi beras daerahnya.
Dia meminta pemerintah pusat agar mengirim beras impor ke daerah-daerah yang pasokan berasnya kurang.
"Kita segera pantau agar tidak dimasukkan dari pelabuhan-pelabuhan tertentu. Jalur distribusinya dipantau. Beras di Jateng itu cukup. Kalau impor, kasihan petani nanti," ucap Ganjar.
Kepala Bulog Subdivre III Solo, Titov Agus Sabela, menambahkan stok beras di kawasan Solo dan sekitarnya bahkan akan cukup hingga April 2018.
"Sampai pertengahan April masih cukup. Masih ada sekitar 13 ribu ton. Kami prediksi pada Februari nanti juga sudah panen raya," ungkapnya.
Lebih jauh Titov menjelaskan pihaknya saat ini terus melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras.
Di Kota Solo, operasi pasar digelar di enam pasar secara kontinyu. Saat ini menurutnya beras kualitas medium dijual seharga Rp 9.350 per kilogram.
"Sejak awal tahun sampai sekarang, beras kita sudah terserap 3 ribu ton untuk Solo sekitar," imbuh Titov.