Laporan Reporter Tribun Jogja, Tantowi Alwi
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Burung-burung Kuntul atau bangau menjadi kisah mistis bagi warga Ketingan, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Sleman.
Pasalnya, ribuan burung yang menghuni pohon milik warga tersebut, baru sejak tahun 1997 datang dan berkembang biak di Dusun Ketingan.
Haryono, Ketua Pengelola Desa Wisata Ketingan mengatakan, ribuan burung kuntul itu datang ke desanya dua minggu pasca peresmian jalan di Dusun Ketingan oleh Sultan Hamengku Buwono X.
"Waktu itu warga melakukan pengerasan jalan sepanjang 450 meter dari gapura sampai masjid. Kami undang Sultan untuk menandatangani prasasti peresmian," kata Haryono, Selasa (23/1/2018).
Pada mulanya, tidak ada satu ekor pun burung Kuntul, kemudian pasca peresmian jalan oleh Sultan HB X, puluhan ekor mulai berdatangan hingga mencapai ribuan.
"Walaupun bukan burung dari Sultan, kebanyakan warga mengaitkan kedatangan itu dengan Sultan HB X, warga menganggap beliau punya kharismatik dan wibawa," kata Haryono saat diwawancarai di kediamannya.
Baca: Polisi Amankan 11 Botol Miras Merk Kuntul Saat Gerebek Warung Milik Katiman
Pada awalnya, warga Ketingan tidak menyukai kedatangan burung berwarna putih ini.
Warga banyak yang tidak suka lantaran bau kotorannya yang sangat menyengat apalagi setelah hujan.
"Banyak warga yang tidak senang kemudian mengusir, ada yang pakai galah dikasih plastik, burungnya senang tinggal di sini walupun diusir tetap di sini," ujarnya.
Setelah beberapa tahun, warga melihat banyak tamu yang berdatangan ke Ketingan untuk melihat burung-burung tersebut.
Pada akhirnya, warga berangsur-angsur mulai menerima dan menyetujui keberadaan ribuan Burung Kuntul itu.
"Warga sudah terbiasa, jadi tidak lagi ada yang mengusir," kata Haryono.
Kemudian, sejak 29 September 2002, Dusun Ketingan sudah menjadi salah satu desa wisata ramah lingkungan di Kabupaten Sleman.
Baca: Hasil Dari Berjualan di Toko Elektronik, Lulusan SMA di Sleman Ini Bisa Kuliah di Australia
Bahkan, menurut Haryono merupakan satu-satunya desa wisata khusus fauna.
Berdasarkan pantauan Tribun Jogja, ketika sudah mendekati Dusun Ketingan, burung-burung Kuntul sudah tampak beterbangan.
Meski padat perumahan, burung-burung itu tetap bertengger di pohon-pohon yang jumlahnya tidak terlalu banyak.
Benar saja, ribuan burung yang bertengger dapat dilihat ketika berada di Dusun Ketingan.
Di Dusun Ketingan, terdapat jalan khusus sepanjang 100 meter yang kanan-kirinya ada pohon-pohon yang dihinggapi ribuan burung Kuntul.
Wisatawan akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa, karena bisa cukup dekat mengamati aktivitas Burung Kuntul.
Ada yang sedang diam, kepala ditutupi satu sayap seperti sedang tidur. Ada juga yang tampak para induk memberi makan anak-anaknya.
Pemandangan alam di Dusun Ketingan cukup indah karena hamparan sawahnya serta ditambah burung-burung Kuntul yang berseliweran.
Para wisatawan tidak akan dipungut biaya untuk menikmati kicauan burung-burung Kuntul.
Wisatawan yang ingin menginap juga terdapat kamar inap yang dikelola oleh warga sekitar.