Sebagian warga mungkin masih ingat, satu-satunya stadion yang ada di Kota Bogor, dulu namanya stadion Purana. Disitulah biasanya diselenggarakan pertandingan-pertandingan sepakbola, yang antara lain melibatkan PSB (Persatuan Sepakbola Bogor).
Namun sejak direnovasi pada tahun 1992, nama stadion itu resmi menjadi Stadion Pajajaran dan kawasan olahraga di sekitarnya bernama Gelanggang Olahraga dan Remaja (GOR) Pajajaran.
Sejak diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat waktu itu, M.Yogie S. Memet, sampai dengan sekarang Stadion Pajajaran hanya mengalami 1 kali renovasi. Itupun hanya mengganti rumputnya dengan rumput baru, yang terjadi pada tahun 2011.
Dengan riwayat seperti itu bisa dimaklum jika kondisi Stadion Pajajaran sekarang sangat memprihatinkan. Terutama karena lapangan rumputnya sudah banyak ditumbuhi rumput-rumput liar.
Beruntung belum lama ini pemerintah memilih Stadion Pajajaran sebagai satu dari dua stadion yang akan direnovasi. Satunya lagi stadion Persikabo yang terletak di Cibinong.
Setelah nanti diperbaiki, kedua stadion tersebut akan dimanfaatkan sebagai stadion tempat latihan tim sepakbola negara-negara peserta Asian Games Tahun 2018.
Menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bogor, Eko Prabowo, dipilihnya Stadion Pajajaran tidak lepas dari posisi geografis Kota Bogor. Cukup dekat dengan Jakarta dan dekat dengan Stadion Pakansari Cibinong yang menjadi salah satu venue pertandingan sepakbola.
“Selain itu di Bogor kan sudah tersedia lengkap prasarana penunjang lain seperti hotel-hotel dan rumah sakit,” katanya.
Apapun yang menjadi pertimbangan Kementrian PUPR, yang jelas berlangsungnya Asian Games 2018 membawa hikmah tersendiri bagi Stadion Pajajaran. Sebab menurut Eko dari sekian banyak stadion di Jawa Barat yang mengajukan diri untuk direnovasi, pemerintah menjatuhkan pilihannya pada Stadion Pajajaran dan Stadion Persikabo.
Nantinya kedua stadion ini akan berubah menjadi stadion yang memiliki standar sesuai standar federasi sepakbola dunia (FIFA)
Memang wajah baru Stadion Pajajaran tidak akan berubah total. Maklum renovasi yang akan dilakukan tidak akan menyentuh seluruh elemen stadion. Menurut Eko, hanya ada tiga elemen utama yang akan diperbaiki. Masing-masing rumput lapangan utama, lampu penerangan lapangan dan kamar mandi serta kamar ganti pemain.
“Itu saja biayanya sudah melampaui perkiraan yang awalnya ditaksir hanya akan menelan anggaran Rp 2 milyar,” ungkap Eko.
Rumput lapangan akan diganti dengan rumput lapangan berstandar FIFA. Dilengkapi dengan sistem drainase yang akan membuat lapangan terhindar dari genangan air meskipun hujan deras.
Sistem drainase itu pula yang memungkinkan air hujan terserap dengan cepat dan akan ditampung serta dimanfaatkan untuk menyirami rumput dalam pemeliharaannya.
“Untuk mengganti lapangan rumput serta membangun drainase-nya saja dibutuhkan biaya lebih dari Rp 4 milyar,” lanjut Eko.
Begitupun tiang gawang akan diganti dengan tiang gawang baru yang lebih aman bagi pemain. Khususnya bagi sang penjaga gawang bila sampai mengalami benturan dengan tiang gawang.
Dengan demikian lapangan rumput stadion kelak akan sama kualitasnya, dengan lapangan rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta yang sudah selesai direnovasi.
Elemen kedua yang akan diganti adalah lampu penerangan lapangan. Penggantian dilakukan dengan menggunakan sistem lighting mutakhir, walaupun direncanakan tanpa mengganti tiang-tiangnya.
Dengan penerangan yang sangat bagus, Stadion Pajajaran nantinya dapat dan layak apabila dipergunakan untuk menyelenggarakan pertandingan sepak bola pada malam hari.
Sedangkan elemen ketiga yang akan diperbaiki adalah kamar mandi beserta ruang ganti pemain. Nantinya kamar mandi pemain akan dilengkapi dengan air hangat, sesuai dengan kebutuhan para pemain sepakbola.
Saat ini perbaikan kamar mandi beserta ruang ganti pemain sudah mulai diproses dengan terlebih dahulu membongkar septic tank stadion.
Sementara itu tribun penonton yang saat ini kondisinya juga sudah sangat memprihatinkan, belum termasuk elemen yang akan diperbaiki. Begitupun dengan lintasan lari yang berada di pinggir lapangan.
“Paling nanti tribun akan dirapikan dengan pengecatan ulang, sedangkan penggantian kursi dan atap tribun saya belum tahu,” ungkap Eko yang mengaku memang belum mengetahui lebih mendetail rencana pekerjaan yang akan dilakukan pihak yang ditunjuk Kementrian PUPR.
Wajar apabila dalam proses perbaikan kali ini, ketiga elemen tersebut yang akan diutamakan. Sebab target utama dari perbaikan ini, agar dalam waktu dekat menjelang berlangsungnya Asian Games 2018 pada bulan Agustus nanti, Stadion Pajajaran sudah bisa dimanfaatkan sebagai tempat berlatih tim sepakbola yang akan bertanding di Stadion Pakansari atau di Stadion Candrabaga Bekasi.
Seiring dengan proses perbaikan stadion, Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bogor sedang menyusun berbagai program dan rencana kerja. Menurut Eko, semua itu sedang dirumuskan untuk menjadi pegangan bagi proses pengelolaan tindak lanjut stadion paska berlangsungnya Asian Games.
“Tentu kita harus memelihara dengan baik supaya fungsi stadion tetap bisa optimal,” katanya.
Untuk itu antara lain harus ada rencana dan tatacara penggunaan stadion ke depannya. Termasuk rencana penggunaan khusus stadion, hanya untuk pertandingan sepakbola. Pada prinsipnya, Eko akan mengupayakan agar manfaat Stadion Pajajaran dapat dirasakan atau diakses oleh warga Kota Bogor yang memerlukan.
“Tinggal dibuat aturan mainnya supaya di satu sisi aspek perawatan stadion akan bisa tetap terjamin berlangsung dengan baik,” lanjut Eko. Maklum untuk perawatan rumput lapangan utamanya saja, nantinya dibutuhkan biaya antara Rp 20 – Rp 21 juta per bulan.
Eko mengajak semua pihak dan setiap elemen masyarakat untuk kedepannya bersama-sama ikut merawat dan menjaga kondisi Stadion Pajajaran agar tetap terpelihara dengan baik.
Jangan sampai hikmah Asian Games bagi stadion kebanggaan Kota Bogor ini, cepat berlalu seiring dengan usainya pesta olahraga tingkat Asia tersebut. (*)