Mereka meninggal akibat campak sebanyak 66 orang dan gizi buruk 6 orang.
Baca: Tim NU Peduli Laporkan Kondisi Korban Wabah Campak dan Gizi Buruk di Kabupaten Asmat Bertambah
Jumlah meninggal di rumah sakit sebanyak 8 orang sisanya ditemukan di kampung per-September hingga 4 Februari 2018 dengan penyebaran merata.
Pasien rujuk ke RSUD Agats ditemukan pada 20-22 Januari 2018 lalu.
Bupati berharap, meski status KLB berakhir, pendampingan ke warga dan pelayanan kesehatan terus dilakukan dalam waktu lebih lama.
“Model penanggulangan seperti di Asmat akan direplikasi tempat lain. Kami di Asmat masih memerlukan dukungan. Kita masih butuh perawat dan dokter. Kita nanti bisa duduk bersama-sama agar bisa riil,” harap Bupati Asmat.
Kadinkes Asmat dr. Pieter Pajala mengamini harapan dari sang kepala daerah dengan menerapkan rencana tindak lanjut sesuai arahan teknis Kemenkes melalui rencana aksi ketahanan pangan, Sosbud, dan melalui skala pendampingan yang lebih lama.
"Sehingga tenaga kesehatan gampang berkomunikasi dengan anak-anak dengan adaptasi optimal hingga ke bivak-bivak," katanya.
Kabid Evaluasi Pusat Krisis Kesehatan Kamaruzaman yang mewakili Kemenkes selama rapat Satgas KLB Campak dan Gizi Buruk Asmat menyatakan, rekomendasi teknis pencabutan KLB campak sesuai prosedur.
Sebelumnya, Dirjen P2P Kemenkes dr. H. M Subuh menerangkan, KLB dinyatakan selesai setelah dua kali masa inkubasi tidak ditemukan atau dilaporkan adanya kasus baru.
Sedangkan untuk campak masa inkubasinya 14 hari sehingga pencabutannya ditunggu 2×14 hari.