TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasmin Riyadi (38), pria kelahiran Cilacap, Jawa Tengah ini mampu membuat ekskavator unik versi buatannya.
Berbekal pengalaman kerja selama bertahun-tahun di bidang servis hidrolik, Kasmin membuktikan bahwa tidak selamanya dirinya bergantung pada barang buatan luar negeri.
Kasmin mengklaim bahwa barang ciptaannya itu dapat berfungsi layaknya alat-alat berat buatan produk asing lainnya yang telah banyak di pasaran.
Pria lulusan Politeknik Negeri Semarang (Polines) tahun 2003 itu mengaku tak selamanya proses pembuatan ekskavator berjalan lancar.
Baca: Hari Raya Imlek, Traveloka Buat Warganet Nangis Bombai
Dalam hal ini, Ia masih harus melakukan penyesuaian kemana-mana.
Bahkan meski produk buatannya telah terbukti hingga laku di pasaran, jalan terjal masih kerap ditemui Kasmin
"Sumber daya kami untuk pengujian masih belum ada. Kadang kala, saya pikir sudah sempurna, tapi di lapangan lain akhirnya harus dibongkar lagi, bahkan ada yang digarap ulang saat sudah di konsumen. Tapi mereka sadar ini produk rumahan," ucap Kasmin saat ditemui Tribunjateng.com
Sebenarnya, Kasmin pun berharap agar alat buatannya makin dilirik oleh pemerintah.
Pada tahun 2017 lalu saja, Kasmin sempat mengirim surat kepada Presiden RI Joko Widodo untuk meminta dukungan produksi dan uji lapang.
Baca: Ribuan Warga Padati Kawasan Pasar Gede, Ikuti Kirab Budaya Grebeg Sudiro 2018
Permintaan itu pun ditanggapi dan dibalas oleh Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Menurutnya, tanggapan itu telah diteruskan ke Kementerian Perindustrian.
Saat ituz Kasmin lanjut menghubungi pemerintah daerah dan pernah mengikuti pameran di Pusat Rekreasi Promosi dan Pembangunan (PRPP) Semarang.
Ia mengatakan bahwa Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo pun pernah membeli satu ekskavator buatannya lewat Balitbang Jateng.
"Pak Ganjar juga pernah beli satu. Saya berharap juga semoga pihak swasta turut membantu dan membeli produk dalam negeri juga," pungkasnya.
Baca: Kampung Joyoraharjan Disulap Menjadi Kreatif
Bagi Kasmin, disamping mengurangi ketergantungan akan produk luar negeri, hal itu dinilai juga sebagai upaya meningkatkan nasionalisme.
Sebab seluruh alat berat di Indonesia yang ada, ia berharap produk dalam negeri bisa beredar sepuluh persennya.
Maka dari itulah, dirinya pun merencanakan untuk membuat tipe alat berat lain, seperti forklift yang menurutnya paling banyak dipakai di pabrik-pabrik masa kini.
"Di antara alat berat lainnya, eskavator pembuatannya paling rumit. Jadi, kalau kami bisa membuat eskavator yang walaupun ukurannya lebih kecil, berarti bisa juga sebenarnya membuat crane, forklift, stoom walls dan lain sebagainya,” tandasnya. (Tribun Jateng/Akhtur Gumilang)