News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menelusuri Isu Jual Beli Mayat untuk Bahan Pratikum Mahasiswa di Semarang

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mayat

"Kadaver ini kan diawetkan, penggunaannya tak hanya untuk sekali dua kali, tapi bisa bertahun-tahun," terangnya.

Tak tahu-menahu

Disinggung mengenai dari mana asal muasal kadaver, Samuel mengaku tak tahu. Menurut dia, bagi ia semasa mahasiswa dulu, tak pernah berusaha mencari tahu siapa dan dari mana asal sosok mayat tersebut.

"Ya yang penting waktu mau ikut mata kuliah sudah ada. Kita sudah stres soal materi anatomi 2, tak sempat berpikir soal asal-usul kadaver. Yang jelas, itu sudah disediakan fakultas, dan mahasiswa tak mengeluarkan uang sepeserpun untuk membeli kadaver," tandasnya.

Menurut dia, pihak yang lebih tahu soal bagaimana dan siapa sosok kadaver yang digunakan praktik mahasiswa itu adalah FK dan dokter forensik di rumah sakit-rumah sakit. "Ada dealnya seperti apa untuk memperoleh kadaver, itu yang paham mestinya forensik dan fakultas," tutur Samuel.

Sekali lagi ia menandaskan, kebutuhan kadaver hanya untuk mata kuliah anatomi 2. Sementara, saat koas ia sudah langsung praktik terhadap pasien.

"Semisal, menjahit luka atau semacamnya, kita kan punya jejaring rumah sakit, kita mendampingi dokter senior dan seringkali kita juga diminta untuk langsung menangani pasien," ucapnya.

Ditambahkan, sewaktu masih mahasiswa, selain kadaver juga digunakanlah manekin sebagai alat peraga. Terlebih, saat ini dengan kemajuan teknologi, penggunaan kadaver akan semakin minim. Sebab, ada teknologi yang bisa menciptakan manekin dengan struktur anatomi yang sangat mirip dengan tubuh asli manusia.

Bohongi ortu hingga Rp 20 juta

Pratama Aduhuri langsung mengerutkan dahi ketika ditanya adakah iuran untuk membeli mayat saat menempuh pendidikan kedokteran.

Mahasiswa FK Undip angkatan 2013 yang kini sedang Koas di RSUP Kariadi tersebut kemudian mengingat-ingat.

Sepengetahuannya, tidak pernah ada penarikan biaya yang dilakukan pihak kampus kepada mahasiswanya untuk membeli mayat.

Meski begitu, dirinya tak menampik juga pernah mendengar adanya kampus yang melakukan penarikan biaya untuk membeli mayat guna kebutuhan pendidikan (kadaver).

Hanya saja, mahasiswa asal Jakarta ini tidak mengetahui pasti kampus yang dimaksud.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini