TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Survei Kedai Kopi (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) merilis hasil survei terbaru yang menunjukkan elektabilitas pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak menguat.
Survei Kedai Kopi menyebutkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto memperoleh dukungan 46,3 persen suara di Jawa Timur.
Survei melibatkan 600 responden yang dipilih dengan metode acak bertingkat di kabupaten dan kota wilayah Jawa Timur, dengan margin of error (MoE) +/- 4 persen dan kepercayaan 95 persen.
Menanggapi hal tersebut Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi Kusman menilai hasil survei menunjukkan tren positif untuk pasangan Khofifah-Emil. Mengingat, elektabilitas Khofifah dari lembaga survei lainnya pada Desember 2017 lalu masih di angka 33 persen.
"Tren kenaikan (elektabilitas) bu Khofifah kelihatan ada dari hasil sebelumnya. Kedua range margin of error +/- 4 persen. Bu Khofifah bisa naik dan Gus Ipul turun," tutur Airlangga.
CEO The Initiative Institute ini menilai dengan elektabilitas 53,7 persen pasangan Syaifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno tidak lebih unggul dari duet Khofifah-Emil. Sebab, Gus Ipul dengan label petahana yang hanya berjarak 7 persen dianggap tidak ada peningkatan elektabilitas yang signifikan.
"Masih range 7 persen, dengan margin of error 4 persen, masih tipis. Apalagi incumbent menjadi persoalan dengan jarak itu, belum tahap aman. Belum bisa jadi acuan. Kecuali jaraknya misalnya selisih 10 persen dengan margin (of error) 3 persen itu baru bisa aman. Kalau seperti itu belum bisa melihat, masih akan berubah," jelasnya.
Sementara itu, Khofifah unggul popularitas dengan nilai 94,1 persen, disusul oleh Gus Ipul (90,9 persen), dan Emil (48,7 persen), sedangkan Puti dikenal oleh hanya 28,5 persen publik Jawa Timur.
Doktor lulusan Murdoch University, Australia ini juga menilai langkah politik dan program bisa menentukan keunggulan elektabilitas setiap pasangan calon.
"Kedepan ini penentunya langkah politik. Di level popularitas itu memang sudah optimal. Bu Khofifah sebagai Mensos dan Gus Ipul sebagai Wakil. Sudah harus memunculkan kapasitas yang lebih optimal, sudah saatnya bicara tentang program kapasitas menyelesaikan terutama masalah kemiskinan," pungkasnya.
"Ini yang harus diselesaikan (kemiskinan). Jangan lupa bu Khofifah pengalaman 3 tahun Mensos bersama Presiden Jokowi, ikut serta membantu mengentaskan kemiskinan. Itu sebagai pengalaman artinya ini punya kontribusi menurunkan gini ratio. Ini pengalaman yang patut diapresiasi," tuturnya.