''Saya minta untuk cuti tapi tidak diberi oleh majikan. Saya minta untuk telepon juga majikan tidak mau kasi.
Saya selama sembilan tahun satu majikan. Gaji pertama itu 550 ringgit, naik lagi menjadi 600 ringgit. Setelah habis masa kontrakan selama dua tahun saya minta untuk cuti dia (majikan) tak mau.
Saya kerja sebagai pembantu rumah tangga. Yang berat itu kerja angkat makanan anjing karena majikan bisnis makanan anjing,'' ujar Petronela, Jumat (2/3/2018).
Petronela mengatakan, gaji selama bekerja tak pernah ia terima sepeserpun. Komunikasi dengan pihak keluargapun tidak diijinkan.
Gaji yang diberikan untuk Petronela juga hanya diberitahu oleh majikan sudah dikirim via rekening bank atas nama Petronela.
Baca: Viral Video Penyiksaan TKI di Hong Kong, Kepala BNP2TKI Akan Kejar Agen Penyalur Tri Wahyuni
Petronela juga percaya saja karena ia diyakinkan bahwa gaji itu memang untuk dirinya.
Petronela mengaku, selama bekerja tidak mendapat perlakuan kasar dari majikan. Ia bekerja seperti biasanya menjadi seorang pembantu rumah tangga.
Hanya saja tidak ijinkan untuk keluar rumah sendirian. Keluar rumah atau jalan-jalan harus selalu bersama majikan.
''Kalau keluar sama majikan. Gaji lewat rekening saja. Majikan bilang gaji sudah ada di rekening atas nama saya. Saya minta untuk lihat tapi dia tidak mau.
Nama majikan saya itu Tante Poh. Tapi dia sudah meninggal dunia tahun lalu,'' ungkap Petronela.
Petronela mengatakan, waktu berangkat ke Malaysia tidak pamit ke pihak keluarga. Ia mengaku tidak mengenal yang mengajak dirinya pergi ke Malaysia.
Waktu ke Malaysia, lanjut Petronela, namanya diubah menjadi Petronela Nahak serta dokumen lainnya juga dipalsukan oleh perekrut.
''Nama saya yang sebenarnya Petronela Maleno. Tapi diubah nama menjadi Petronela Nahak. Umur tidak diubah hanya alamat diubah semua.