Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Ribuan umat Hindu se Kalimantan Timur berkumpul di tepian sungai Mahakam, Samarinda, guna melaksanakan salah satu rangkaian hari raya nyepi tahun baru Saka 1940, yang dilaksanaka pada 17 Maret mendatang, yakni Melasti, Minggu (11/3/2018).
Melasti sendiri merupakan prosesi spritual keagamaan, guna menyucikan alam semesta dari segala kekotoran dan kejahatan.
Penyucian tersebut tidak berhenti hanya pada tataran alam semestas saja, namun juga pada diri setiap manusia. Jadi, setiap orang menyucikan diri dan lingkungannya.
Sebelum proses peribatan dimulai, digelar sejumlah tari tarian, diantaranya tari Puspanjali, tari Gopala, tari Topeng Tua dan tari Rejang Renteng, yang diiringi alunan musik khas Bali.
"Hari ini umat Hindu se Kaltim laksanakan salah satu rangkaian hari raya nyepi, yakni Melasti, yang bermakna membuang segala yang kotor yang ada didunia ini," ucap Pembimas Hindu Kanwil Kementrian Agama Kaltim, Anak Agung Gede Raka Ardita, Minggu (11/3/2018).
Proses Melasti itu pun diakhiri dengan melarutkan sejumlah persembahan yang dibawa oleh umat Hindu ke sungai Mahakam.
Dipilihnya pinggir sungai Mahakam sebagai tempat melaksanakan Melasti, juga untuk mengenang kembali leluhur, kerajaan Hindu tertua di tahun 400 M, di Muara Kaman, yakni kerajaan Kutai Martadipura.
Selain itu, sungai Mahakam memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat, sebagai sumber air, potensi perikanan dan sebagai sarana transportasi.
Dia pun berharap, di hari raya nyepi tahun ini, semua warga dapat menjalani hubungan yang lebih harmonis lagi.
"Kedepan kita harap dapat menjalani hubungan yang harmonis, baik dengan pencipta (tuhan), maupun dengan alam lingkungan kita, serta hubungan harmonis antar sesama manusia," harapnya. (*)