Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tiga pekan terakhir sudah lima orang warga Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung meninggal di tengah kondisi banjir, sehingga perlu dievakusi oleh BPBD.
Semua warga Kelurahan Andir itu meninggal karena sakit.
"Sudah ada lima orang warga saya yang meninggal dalam kondisi banjir. Semuanya kami evakuasi menggunakan perahu," kata Lurah Andir, Saef di lokasi, Selasa (13/3/2018) pagi.
Saef menuturkan warga yang meninggal ini berada di tiga RW, yakni dua orang di RW 13 Kampung Ciputat, satu orang di RW 10 Kampung Andir, dan dua orang di RW 09 Kampung Jambatan, termasuk yang hari ini. Kondisi banjir tentunya cukup menyulitkan proses evakuasi jenazah.
"Proses evakuasi ada yang malam hari ada juga yang siang hari, tergantung situasi dan kesiapan relawannya juga. Tapi semua tim siap mengevakuasi kapan pun," katanya.
Saef menuturkan sudah tiga pekan ini banjir di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung ini belum juga surut.
Hampir 70 persen permukiman di Kelurahan Andir terendam banjir.
Dari total 13 RW di Kelurahan Andir, 10 RW di antaranya terendam banjir.
"Dari pertama kali banjir belum pernah habis di sini mah. Paling rendah itu ketinggian air mencapai 50 cm. Sisanya pasti lebih dari itu," katanya.
Banjir terjadi di RW 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 13, sedangkan yang tidak tergenang di antaranya RW 4, 11, dan 12. Ada sekitar 6.600 rumah warga yang terendam banjir dan sekitar 14 ribu jiwa yang terdampak banjir.
"Sebagian besar warga mengungsi ke posko pengungsian yang tersebar di Kecamatan Baleendah. Ada juga yang masih tinggal di rumahnya dan ngungsi ke rumah saudara-saudaranya," katanya.
Jumlah warga yang mengungsi di antaranya di Inkanas sebanyak 295 jiwa, di SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) sebanyak 150 jiwa.
Kemudian di Masjid Nurul Huda sebanyak 265 jiwa, di Taman Baca (Manca) Parunghalang sebanyak 75 jiwa, dan di Sekolah shalter sebanyak 183 jiwa.