“Dulu kakaknya cerai, terus menempati rumah dengan suami yang baru. Sumar tidak mau itu terjadi,” tutur Yahman.
Orangtua Trenyuh
Proses pembongkaran yang dilakukan dengan sebuah ekskavator ini sempat membuat Jiah (60) dan Saki (65), orang tua Asih trenyuh.
Jiah mengakui bahwa tanah tempat rumah itu berdiri adalah miliknya.
Dirinya pula yang meminta Asih dan Sumar membangun rumah di lokasi itu.
Jiah sebenarnya ingin agar anak dan menantunya itu tetap rukun.
“Saya dan suami memilih pergi saat rumahnya dihancurkan. Karena saya tidak tega rumah yang sudah lama ditempati bersama, sekarang dihancurkan,” ucap Jiah sedih
Terkait rencana penghancuran ini, Sumar maupun Asih juga tidak pernah membicarakan dengannya maupun suaminya.
Tahu-tahu semua pakaian Asih dibungkus plastik dan diantar ke rumahnya, yang memang berdekatan.
Saat dirinya pulang menjelang sore, tidak ada lagi material yang tersisa.
“Bahkan batu bata satu pun tidak tersisa. Tidak tahu, semua material diangkut kemana,” ucap Jiah.
Kasus ini bermula saat Asih yang ada d Taiwan mengirimkan surat cerai kepada Sumar.
Kepala Desa Tanggung, Suyahman sudah berusaha mendamaikan, salah satunya agar rumah ini diberikan kepada anak mereka.
Namun ternyata Sumar dan Asih tidak ada kata sepakat. Sumar memilih menghancurkan rumahnya, karena tidak rela jika kelak rumah ini ditempati oleh Asih dan suami barunya. (Surya/David Yohannes)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Ceraikan Suami dari Taiwan, TKW Tulungagung Dapat Balasan Tak Terduga, Bikin Orangtuanya Trenyuh.