News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Satelit NOAA Dilibatkan Melihat Tumpahan Minyak

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap hitam dan api yang diduga muncul dari kawasan Teluk Balikpapan pada Sabtu (31/3/2018) pagi.

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Sehari paska insiden tumpahnya minyak dan kebakaran di perairan Teluk Balikpapan, Sabtu (31/3/2018) kemarin, sebuah satelit metereologi seri ke-3 milik pemerintah Amerika Serikat bernama NOAA (National Oceanic and Atmospheric Admininistration) diturunkan langsung meneropong perairan Balikpapan.

Kehadiran satelit ini, diharapakan mampu menyajikan peta utuh sebaran tumpahan dan efek tumpahan minyak yang diduga sampai ke Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) itu.

"Kita sudah koordinasi dengan pengelola satelit NOAA"ujar Tri Bangun Laksana, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimanatan (P3EK) dihubungi lewat sambungan telepon, Minggu (1/4/2018).

Dikatakan Sony ini, dipilihnya penggunaan satelit itu, karena kecanggihan dan keakurasianya dibandingkan menggunakan aplikasi penginderaan google earth, atau sebatas penginderaan manusia biasa.

Nantinya, citra satelit yang berhasil ditangkap, NOAA ini, akan diolah sedemikian, bahkan di overlay ke peta administrasif kota.

Sony menyebut, penyajian peta utuh ini, berguna mempercepat proses penanggulangan limbah minyak diberbagai titik.

Dari informasi yang ia terima, tim penanggulangan dampak tumpahan minyak sedang turun di lapangan, begitu juga satelit yang sudah mulai mengorbit di atas langit Balikpapan menjelang siang tadi.

"Tunggu deh, saya tidak janji mungkin sore ini sudah teridentifikasi sekarang lagi digroundcheck,"ujarnya saat ditanya kapan hasil pemetaan itu rampung.

Sony tak menyebut, penyewa dan berapa dana yang dihabiskan untuk menyewa satelit tersebut.

Terpenting katanya, data sebaran itu bisa segera dimanfaatkan untuk melokalisir dan menanggulangi dampak tumpahan minyak yang berresiko merusak lingkungan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini