Operasi praja wibawa satuan polisi pamong praja se-Jawa Barat 2018 hari ini resmi dimulai.
Operasi untuk peningkatan suasana kondusif dan rasa aman kepada masyarakat oleh jajaran Satpol PP ini dibuka langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) saat apel gelar pasukan operasi praja wibawa di halaman Gedung Sate Bandung, Selasa (10/04/2018).
Gubernur mengungkapkan, Jabar sebagai penduduk terpadat di Indonesia atau lebih dari 48 juta penduduk, rentan adanya gangguan keamanan di masyarakat. Seperti yang akhir-akhir ini terjadi penganiayaan terhadap tokoh agama maupun maraknya kasus Miras oplosan.
"Disinilah peran Satpol PP dibutuhkan, bukan hanya urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat saja tapi menegakkan Perda dan Perkada," kata Aher.
Untuk itu Aher menekankan lima langkah strategi yang harus disiapkan oleh jajaran Satpol PP di seluruh wilayah Jabar. Pertama, meningkatkan pembinaan dan bimbingan kepada masyarakat tentang Perda di tingkat Provinsi, Kota dan Kabupaten. Kedua, melaksanakan pengawasan terhadap potensi gangguan Trantibmum dan pelanggaran peraturan daerah.
Ketiga, mengedepankan sikap humanis, persuasif dan libatkan tokoh agama, adat atau tokoh masyarakat saat bertugas. Kemudian yang keempat Aher meminta seluruh perangkat daerah berisnergi dengan Satpol PP guna mendukung penyelenggaraan operasi. Terakhir, Satpol PP diminta berkoordinasi dengan Polri dan TNI dalam mewujudkan ketentraman dan ketertiban di tengah masyarakat.
Langkah tersebut diyakini Aher sejalan dengan pendekatan represif yustisial dan non yustisial dengan operasi bhakti praja pada bulan Februari 2018 lalu yang mengedepankan persuasif simpatik.
"Saya percaya jajaran Satpol PP akan mempertahankan identitasnya sebagai aparat yang ramah, bersahabat dan peka terhadap perubahan," ujar Aher.
"Namun disisi lain Satpol PP diminta juga untuk tegas dalam bertindak demi tegaknya aturan," tambahnya.
Miras Oplosan
Terkait kejadian tewasnya puluhan warga Cicalengka Kabupaten Bandung akibat minuman keras oplosan, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sangat prihatin dan berharap kejadian tersebut yang terkahir kalinya. Untuk itu, Aher mengajak kepada semua pihak untuk terlibat dan konsen terhadap kejadian yang menewaskan para anak muda ini.
"Kita sangat prihatin atas kejadian itu dan ini harus jadi yang terakhir. Saya mengajak semua pihak untuk sangat konsen terhadap urusan ini," kata Aher.
Ia meminta khususnya kepada kepolisian untuk menyelidiki dengan tuntas penyebab para korban menenggak minuman keras oplosan dan mengapa bisa terjadi di Kabupaten Bandung yang sebelumnya kasus tersebut sering terjadi di wilayah Jabar bagian utara.
"Mari kita petakan kecenderungan kejadian seperti ini terjadi. Kalau sebelumnya kan di wilayah utara Jabar terus sekarang tiba-tiba ramai di Bandung," ujarnya.
Aher juga meminta agar semua lembaga bersama-sama mengawasi termasuk lembaga keluarga. Menurutnya, bila anak-anak terdidik dan diawasi keluarga kecil kemungkinan terlibat pergaulan bebas yang dekat dengan minuman keras.
"Yang belum terjadi mari kita jaga bersama-sama, saya ingin semua lembaga terlibat ya termasuk lembaga keluarga mengawasi anaknya, kalau anak-anak terdidik di keluarga Insya Allah mereka tidak akan mencari kepuasan sesuai dengan bayangan-bayangan mereka," pintanya.
Selain keluarga, pihak sekolah juga agar dapat mengantisipasi terjadinya hal itu. Selain mengajarkan mata pelajaran formal, guru juga harus memberikan tata nilai kehidupan sosial termasuk terus mengingatkan akan bahaya Narkoba dan Miras.
"Saya juga mengajak pimpinan sekolah untuk mengantisipasi ini, tentu di sekolah diajarkan mata pelajaran, disaat yang sama juga tata nilai harus diajarkan termasuk mewanti-wanti akan bahaya narkoba dan miras, di masyarakat juga harus saling mengawasi," ucap Aher.(*)