TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kepala Kantor Wilayah IV BCA, Frengky Chandra Kusuma menyampaikan empati atas kejadian yang menimpa sopir dari mobil milik pihak ketiga yang mengalami kekerasan saat terjadi perampokan.
Kamis (26/4/2018) dini hari, terjadi peristiwa perampokan mobil pembawa uang mesin ATM, di halaman parkir PT Bank Central Asia Tbk (BCA) KCP Mumbul, Nusa Dua, Bali.
Frengky Chandra Kusuma menegaskan peristiwa kejadian itu bukan terjadi di dalam Kantor KCP Mumbul.
"Dapat kami sampaikan, mewakili manajemen kami menyampaikan empati atas kejadian yang menimpa sopir dari mobil milik pihak ketiga yang mengalami kekerasan saat kejadian tersebut," kata Kepala Kantor Wilayah IV BCA, Frengky Chandra Kusuma kepada Tribun Bali, Kamis (26/4/2018).
Menurutnya saat ini, kejadian tersebut telah ditangani oleh pihak yang berwenang.
"BCA mendukung upaya pihak kepolisian dalam menyelidiki kejadian tersebut," kata dia.
Baca: Misteri Jejak Telapak Tangan Hitam di Mobil Pembawa Uang Mesin ATM yang Dirampok
Kepada nasabah, pihaknya juga menyampaikan bahwa Bank BCA KCP Mumbul, Nusa Dua tetap dapat melayani dan memberikan solusi perbankan kepada nasabah sebagaimana biasanya.
Seperti diketahui perampokan ini terjadi pada mobil minibus berpelat DK 9863 FW yang membawa sejumlah uang untuk mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) begitu sampai di halaman parkiran Bank BCA Mumbul Nusa Dua, Kamis (26/4/2018) dinihari.
Saat itu mobil yang membawa uang tunai untuk mesin ATM berisikan tiga orang petugas lalu diserang oleh orang tidak dikenal.
Perampok memecahkan kaca mobil tersebut dan mematahkan besi pengaman dibalik kaca yang dipecahkan.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Tribun Bali di lapangan, kronologis kejadian berawal saat petugas jasa pembawa uang dari PT Andalan hendak mengisi uang di ATM BCA Mumbul.
Baca: Perampok Semprotkan Gas Air Mata ke Petugas Pembawa Uang ATM Sebelum Bawa Kabur Rp 1,8 Miliar
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo ditemui di TKP mengatakan saat kejadian, ada tiga orang petugas PT Andalan yang menjadi korban dalam kasus tersebut.
"Korban ada tiga orang masih diperiksa di Polsek Kutsel, yaitu satpam dan 2 orang karyawan," kata Kapolresta Denpasar ketika ditemui di TKP, Kamis (26/4/2018).
Kapolresta Denpasar mengaku kecewa dengan pihak bank karena tidak meminta pengawalan dari petugas kepolisian ketika mengisi uang di ATM.
Terlebih lagi, pengisian uang di ATM itu dilakukan pada malam hari.
"Padahal itu membahayakan karena jumlah uangnya juga cukup besar. Lalu, kenapa harus malam hari? Ini yang perlu dicek lagi nanti," imbuhnya.
Ia menambahkan, kerugian menurut keterangan dari saksi yang sudah diperiksa mencapai Rp 1,8 miliar.
Sementara itu, dugaan pelaku menurut keterangan saksi berjumlah 3 orang.
Saat kejadian, para pelaku menggunakan dua mobil jenis Innova dan Avanza berwarna gelap.