Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Syok itulah yang dirasakan ketika Roby Solahudin (29) dinyatakan tak lagi bisa berjalan.
Ia mengalami kecelakaan 2011 lalu. Kini ia harus mengandalkan kursi roda.
Roby, begitu sapaannya mengatakan butuh waktu dua tahun untuk menerima keadaannya. Selama dua tahun ia hanya berada di kamar.
"Tentu saja down ya pas tahu nggak bisa jalan. Saya dua tahun cuma di kamar, pergi juga cuma ke dokter. Saya stres, tetapi karena dua tahun begitu terus saya merasa lelah," kata Roby saat mengikuti pelatihan batik di Hotel Grage Ramayan Selasa (8/5/2018).
Setelah itu, ia pun mencoba untuk ikhlas menerima keadaannya.
Menurutnya memikirkan masa lalu tidak ada gunanya. Hidupnya terus berjalan, sehingga ia pun mulai menerima keadaannya.
"Kuncinya ikhlas, masa iya saya mikirin masa lalu terus. Ya sudah diterima saja, berpikir positif, dan memikirkan nanti masa depan saya. Akhirnya tahun 2015 itu saya ikut BRTPD Pundong, belajar desain grafis 1 tahun,"lanjutnya.
Saat ini laki-laki kelahiran Tasikmalaya, 23 Juni 1988 tersebut sudah memiliki usaha sendiri dengan label Mbah Mbangen.
Usahanya bergerak dibidang desain dan cetak sablon. Roby mengaku sangat menyukai seni, itulah sebabnya ia mengikuti pelatihan batik untuk difabel.
"Rencananya saya mau padukan desain tentang disabilitas dengan batik. Misalnya buat tuna rungu, gambarnya cuma telinga, bisa diganti absolute sillent. Dari pelatihan-pelatihan ini saya pengen bikin karya tentang disabilitas yang unik,"ungkap Roby.
Pelatihan batik yang dilaksanakan di Hotel Grage Ramayana merupakan program dari Disnakertrans DIY.
Tujuan dari kegiatan tersebut supaya penyandang disabilitas memiliki ketrampilan dan bisa mandiri.
Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Provinsi Yogyakarta, Ujang Kamaludin mengatakan pelatihan diikuti oleh 20 peserta.
Ia berharap anggaran dari pemerintah untuk pelatihan-pelatihan serupa lebih ditingkatkan.
"Jumlah penyandang disabilitas di Yogyakrta kan banyak, ya anggarannya juga dinaikkan. Supaya nanti semua penyandang disabilitas bisa memiliki ketrampilan," jelasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)