Namun demikian, lahan tersebut dapat menghasilkan produksi yang besar karena mampu untuk ditanami tiga kali dalam setahun.
Berbeda dengan angkanya BPPT maupun Pusat Informasi Rawa, menurut Mentan lahan pasang surut di Indonesia tidak kurang dari 20 juta hektare dan yang bisa dimanfaatkan sekitar 10 juta hektare. Ini adalah raksasa tidur di Indonesia.
“Jadi 2018 kami optimalkan lahan pasang surut. Biayanya murah, namun hasilnya besar,” ujar Mentan.
Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi lahan pasang surut 223 ribu ha namun umumnya masih satu kali tanam per tahun atau IP 100 dengan produktivitas dibawah 4 ton/ha.
Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian menjalankan uji coba program optimalisasi lahan rawa lebak dan lahan pasang surut seluas 3.000 hektare di Kabupaten OKI (Ogan Komering Ilir) dengan benih Ciherang dan hasilnya terjadi peningkatan IP dari 100 menjadi 200, yang tadinya panen hanya sekali setahun sekarang menjadi 2 kali per tahun.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian pada bulan Desember 2017 lalu melakukan panen perdana di lahan rawa di Desa Telang Jaya dan Bintaran Kabupaten Musi Banyuasin.
Produksi padi dari panen perdana di dua desa tersebut, Telang Jaya dan Bintaran sekitar 5–6 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektare. Produksi ini jauh meningkat dibandingkan dengan produktivitas sebelum dilakukan kegiatan optimalisasi.
Melihat hasil panen dari lahan suboptimal ini, Dadih Permana optimistis bahwa Sumatera Selatan akan terus berkontribusi untuk memantapkan swasembada pangan.
Keberhasilan optimalisasi lahan rawa, lebak, pasang surut di Sumatera Selatan akan mendorong semangat untuk mereplikasi optimalisasi di provinsi lain seperti di Jambi, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua.
Sehingga laju konversi sawah produktif menjadi lahan nonsawah sebesar 100.000 ha per tahun dapat diminimalisasi resikonya dan target swasembada padi, jagung dan kedelai tidak terganggu.
“Selanjutnya pada tahun 2018, jajaran Kementeri Pertanian akan terus melanjutkan program tersebut melalui program Optimalisasi Lahan Rawa Lebak dan Lahan Pasang Surut seluas 51.200 hektare tersebar di lima provinsi yakni Sumsel, Jambi, Kalsel, Kalteng dan Kalbar,” jelas Dadih.