Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Orang tua pelaku penusukan anggota Brimob, Bripka Marhum Frenje di Mako Brimob Kelapa Dua Depok tak menyangka anak bungsunya, Tendi Sumarno (23) tewas mengenaskan.
"Enggak menyangka anak saya jadi terlibat peristiwa seperti ini karena selama ini anak saya sangat baik, anak baik layaknya anak ke orang tua," kata Warsiti (50) saat dihubungi via ponselnya, Jumat (11/5/2018).
Warsiti merupakan keluarga transmigran namun kembali ke Subang puluhan tahun lalu saat suaminya meninggal.
Baca: Kiai Sholeh Qosim Meninggal saat Sujud Salat Magrib, Tangannya Masih Menggenggam Tasbih
Tendi pun, lahir di daerah garapan transmigrasi di Pulau Sulawesi. Tendi anak ketiga alias bungsu.
"Kami kembali kesini saat Tendi sekolah kelas 4 SD. Dia lulus SMA 2013 dan pada 2015, dia kerja di proyek bangunan di Jakarta," kata Warsiti.
Ia mengaku tahu kejadian tersebut justru bukan karena kasus berkaitan dengan terorisme dan mengetahuinya di tayangan televisi.
Baca: Demokrat Alihkan Dukungan untuk Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut
"Justru saya semula tahunya karena kecelakaan kerja. Pas lihat di TV baru tahu kejadian sebenarnya," kata Warsiti.
Sejak dua tahun terakhir bekerja di Jakarta, Tendi diakuinya jarang pulang ke rumah.
Sehingga, keluarga tidak mengetahui detail perubahan sikap Endi. Apalagi perubahan sikap yang berkaitan dengan ciri-ciri seorang radikalis.
Baca: Jadi Korban Penyanderaan Napi Teroris, Iptu Sulastri Didoakan Cepat Sembuh
"Jarang pulang, paling setahun sekali pulang. Sehari, lalu pergi lagi. Jadi saya tidak tahu perubahan sikapnya bagaimana," kata dia.